Gurih dan Bergizi, Namun Nyawa Penyelam Pertaruhannya

Lokan atau kerang sungai hidup yang dagingnya belum dipisahkan dari cangkang --

BENGKULU,KORANRB.ID - Memiliki daging yang kenyal, jika telah dijadikan rendang, gulai atau digoreng dengan dibubuhi sambal cabai merah, rasanya akan sangat menghentak. Sulit diungkapkan dalam kata-kata menggambarkan jenis kerang sungai yang bernama lokan ini.

Sungai Selagan dan ujung aliran Sungai Manjuto di Kabupaten Mukomuko di Provinsi Bengkulu menjadi salah satu daerah penghasil lokan yang memiliki cita rasa yang beda dengan jenis kerang serupa di sungai lainnya. 

Gurihnya rasa daging lokan Mukomuko tak lepas dari panjangnya sungai berair payau dan dalam yang menjadi habitat kerang tersebut.

Harga jualnya terbilang tinggi. Lokan basah ketika sudah di kupas dari cangkangnya di hargai dari Rp 80 ribu sampai Rp 120 ribu/Kg di pasar lokal. Bila sudah diolah menjadi rendang, sambal goreng cabai merah atau digulai, harganya melonjak hingga tiga kali lipat perkilogramnya. 

Mahalnya harga lokan dimungkinkan karena kerang ini bukan hasil budidaya, sehingga ketersediaannya terbatas. Juga dipengaruhi oleh perjuangan berat pencari lokan di sungai.

Hidup di dasar sungai di kedalaman 3-5 meter.

Untuk mengambilnya tentu harus menyelam. Di sinilah pertaruhan nyawa sang penyelam lokan. Selain harus pintar berenang dan mampu menahan napas ketika menyelam, menimal selama 2 menit, penyelam juga memiliki insting yang tajam akan ancaman hewan buas di sungai. Selain ular, yang lebih ditakutkan lagi adalah ancaman buaya.

Sudah menjadi rahasia umum bagi warga Mukomuko, di sungai yang ada buayanya, lokan yang hidup di dasar sungai lebih banyak.

Warga yang berburu lokan ini, mencari lokan di lumpur sekitar tumbuhan nipah dari hulu hingga ke kawasan muara sungai dimana lokasi tersebut menjadi tempat favorit sang predator. 

Biasanya warga akan mulai mencari lokan dari pagi hingga sore hari. Melakukan penyisiran sepanjang Sungai Selagan menggunakan perahu terdiri dari dua hingga tiga orang, di sepanjang sungai Selagan hingga ke Sungai Manjuto yang muaranya berhadap-hadapan dengan Sungai Selagan. 

Penyelam lokan di mangsa oleh buaya sungai juga sudah pernah terjadi di daerah ini. Hanya saja karena kebutuhan dan faktor ekonomi, pekerjaan berisiko tinggi ini masih banyak ditekuni masyarakat. 

Untuk hasil, satu kelompok pemburu lokan yang terdiri dari tiga orang bisa membawa pulang 5 sampai 10 Kg daging lokan yang sudah dikupas dari cangkangnya. Terkadang bisa juga yang dihasilkan tidak sampai 1 kilogram. 

Lokan yang sudah dikupas ini dibawa ke pengepul dengan harga jual Rp 60 ribu sampai Rp 80 ribu/Kg. 

Dari daging kerang segar tersebut diolah menjadi berbagai makanan yang sangat menggugah selera, seperti rendanga lokan, sate lokan, gulai lokan, dan goreng lokan.(pir)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan