Harga Kopi Makin Anjlok, Sudah di Bawah Rp50 Ribu
KOPI: Harga jual kopi di Kepahiang saat ini semakin anjlok--Foto: Heru Pramana.Koranrb.Id
KEPAHIANG, KORANRB.ID - Harga jual biji kopi kering di Kabupaten Kepahiang makin anjlok. Terbaru, di pekan kedua Agustus harga jualnya sudah di bawah Rp50 ribu per Kg. Tepatnya di kisaran Rp49 ribu per Kg.
Harga jual kopi belakangan memang terus merosot, sebagai gambaran harga jual kopi pada akhir Juli sudah mendekati angka Rp60 ribu per Kg. Hingga kembali turun pekan lalu di kisaran harga Rp54 ribu - Rp55 ribu per Kg.
BACA JUGA:Polres Amankan Ratusan Kendaraan Bermotor, Hasil Operasi Patuh Nala 2024
BACA JUGA:Tunggakan Pajak Kendaraan Dinas Capai Rp 569 Juta, 527 Kendaraan Belum Bayar Pajak
Salah satu petani kopi di Kecamatan Ujan Mas, Rawi (33) yang baru saja menjual hasil panennya harus berbesar hati. Baru saja menuntaskan proses penjemuran lebih dari sepekan, dirinya baru sempat menjual biji kopi keringnya pada Rabu 8 Agustus 2024.
"Kalau kecewa sudah pastilah. Sekarang (kemarin,red) harga jual biji kopi sudah pecah (di bawah) Rp50 ribu," tutur Rawi.
Kondisi tersebut, jelas membuat petani kopi kian khawatir. Harga jual biji kopi yang sempat menembus Rp70 ribu per Kg di awal Juli, makin lama semakin anjlok.
Hal ini banyak membuat petani, terpaksa menjual cepat kopi kering yang masih tersisa. Petani khawatir, harga jual akan terus anjlok hingga beberapa hari ke depan.
"Dari pada harga kopinya terus anjlok, terpaksa berapa yang ada kita jual. Memang rugi, tapi mau bagaimana lagi, dari pada ruginya lebih banyak," tambah Rawi.
Di Kabupaten Kepahiang sendiri, masa panen kopi masih terjadi di beberapa sentra perkebunan. Seperti di Kecamatan Seberang Musi, Tebat Karai, Bermani Ilir dan Muara Kemumu.
BACA JUGA:Pencairan Tambahan Tunjangan Guru Tunggu Transfer Dana dari Kemenkeu
BACA JUGA:Kemarau, Warga Kabupaten Kepahiang Mulai Kesulitan Dapat Air Bersih
Sedangkan sentra perkebunan kopi di wilayah Kecamatan Ujan Mas, Merigi dan Kepahiang sebagian sudah melewati masa puncak panen kopi.
"Kalau kami sebagai petani kopi kecil yang memiliki batang tak seberapa ini, pastinya sangat berharap harga kopi ini stabil. Jangan turun lagi lah, bagaimana kami bisa hidup atau membiayai anak sekolah nantinya,’’ ujar Rawi.