Akademisi Ikut Analisa Kota Tuo

Lubis/RB
Ambruk: Kondisi terkini objek wisata Kota Tuo pasca ambruk.

BENGKULU, KORANRB.ID – Ambruknya objek wisata Kota Tuo beberapa waktu lalu, semakin menjadi pusat perhatian masyarakat. Tempat rekreasi yang sempat viral itu kini sepi. Ditambah pasca ambruknya bagian sheet pile, bangunan itu saat ini ditutupi seng.

Kejadian ini menyita perhatian beberapa akademisi. Salah satunya Pengamat Tata Ruang, Mohammad Nur Dita Nugroho, ST, MSc dari Universitas Bengkulu yang sering dipanggil Didit. Dia menyebutkan dari kacamata akademik tata ruang, ambruknya bangunan objek wisata Kota Tuo tak lepas dari adanya dugaan kelalaian analisis pada tahap perencanaan hingga pelaksanaan, yang juga diduga kurang matang.

Lebih teknis dijelaskan Didit salah satu perencanaan yang tidak diakomodir, ruang vegetasi yang bisa ditanami untuk menahan debit air di bagian sheet pile yang saat ini ambruk ke sungai.

“Kalau dikatakan karena adanya dorongan air sungai, logikanya bangunan sheet pile akan terdorong ke dalam bangunan, namun yang terjadi faktanya bangunan retak pada bagian tengah dan membuat sheet pile ambruk ke sungai,” ungkap Didit.

BACA JUGA: Perselingkuhan Oknum PNS Benteng Diproses Dikbud

Didit mengajak berfikir logis. Terkait pertanyaan mendasarnya, yakni jika disebabkan karena air sungai, apa yang ada serta terjadi di dalam rongga bangun Kota Tuo tersebut? yang membuat  sheet pile tersebut yang awalnya retak bahkan hingga seperti saat ini ambruk ke sungai.

“Dari kacamata akademik, tata ruang di tepian air itu akan lebih baik, jika mengakomodir lingkungan hidup, yang bisa ditanami vegetasi akan berguna memperlambat debit air itu. Celakanya keadaan tersebut tidak diindahkan,” jelas Didit.

Pada dasarnya, seorang engineer (rekayasawan, red) merekayasa apa yang alam tidak bisa buat. Bangunan dengan disertai sheet pile sudah banyak berdiri, dan berdiri kokoh hingga waktu yang lama, serta dengan ketahanan yang terjamin.