Pelindo Keruk-Keruk Alur Pelabuhan Pulau Baai, Keruk Anggaran, Solusi?
Pengerukan Alur Pelabuhan Pulau Baai menggunakan kapal keruk beberapa waktu lalu.--reno/rb
KORANRB.ID - Keruk, keruk, keruk dan keruk alur Pelabuhan Pulau Baai dinilai bukan sebuah solusi untuk menghentikan sedimentasi. Bahkan dinilai hanya menguras anggaran perawatan alur. Pengamat memberikan sulusi. Berikut laporan khusus minggu ini.
Pakar Kelautan Universitas Bengkulu (Unib), Ir. Zamdial, M.Si menyampaikan bahwa pengerukan alur pelabuhan yang saat ini dilakukan oleh Pelindo bukan merupakan salah satu upaya kongkret untuk menghentikan sedimentasi yang terus terjadi.
“Pengerukan bukanlah salah satu upaya yang jitu untuk menghentikan sedimentasi secara permanen,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pengaruh arus laut disertai dengan anomali cuaca yang juga menjadi faktor utama terjadi penimbunan pasir alias sedimentasi yang terjadi di garis pantai Pulau Baai. Sehingga, ia menilai pengerukan bukanlah langka yang harus dilakukan jika ingin menghentikan sedimentasi tersebut. Sebab hingga saat ini setidaknya hampir 1 semester pengerukan yang dilakukan oleh kapal keruk CSD Costa Fortuna 5 dan AB Costa Fortuna 3 belum membuahkan hasil yang maksimal.
BACA JUGA:Sayuran dan Buah di Pasar Mukomuko Terpapar Pestisida, Konsumsi Jangka Panjang Bisa Rusak Kesehatan
BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis di Mukomuko Dikeluhkan, Wali Murid Larang Anak Sentuh Hidangan
“Inikan sudah beberapa bulan dilakukan, kalau ingin melihat sejarahnya Pelabuhan Pulau Baai ini normal arus laut langsung mengarah pada sungai, sehingga pasir tidak menimbun, namun dalam kurun beberapa waktu kebelakang inilah yang terjadi (Sedimentasi, red),” paparnya.
Sebab kendala yang acap kali hadir akibat dari pasir laut yang terus terus tejadi di pintu alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai.
Zamdial, menuturkan solusi terbaik dalam pengentasan sedimentasi tersebut yakni dengan dibentuk sebuah tim khusus untuk mencari penyebab utamanya. Sehingga sedimentasi tidak lagi terjadi. Sebab dari upaya yang dilakukan saat ini hanya berfokus pada pengerukan bukan masalah utamanya.
Kemudian, ia mengusulkan untuk dibangun groin di depan pintu alur Pelabuhan Pulau Baai. Sebab menurutnya struktur groin yang memanjang dari pantai ke laut memiliki fungsi untuk menginterupsi aliran arus pantai sehingga sedimen pasir terperangkap di sisi yang berlawanan dari arah datangnya arus.
BACA JUGA:Banyak Sekolah di Mukomuko Masih Gelap, Belajar hanya Andalkan Genset
Sementara itu. Wakil Ketua Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Edi Haryanto menyebutkan saat ini Pelindo memang terus melakukan pengerukan. Namun ia menilai bahwa pengerukan tersebut tidak dilakukan dengan baik.
Sebab sudah sekian waktu berlalu, progres yang di hasilkan sedikit lambat, dan juga saat ini berdasarkan penulusurannya, pipa fleksibel hose yang menjadi bahan pokok pemindahan pasir sedimentasi ke daratan mengalami kebocoran.