Investasi EV Jadi Modal Gaet Investor

JAKARTA, KORANRB.ID – Pemerintah mempererat hubungan dengan berbagai negara. Langkah itu diharapkan bisa menjembatani investor dan meningkatkan investasi yang masuk ke Indonesia. Australia dan Jepang menjadi sasarannya.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan virtual Roundtable Discussion: Indonesia & Australia Trade and Investment Initiative pada Rabu (1/3). Dalam agenda itu, dia memaparkan berbagai daya tarik Indonesia. Di antaranya, ekonomi yang tumbuh 5,3 persen pada 2022 dan bonus demografi. Sebab, 69 persen penduduk adalah kelompok usia produktif.
”Indonesia masuk salah satu kawasan paling stabil secara politik dan ekonomi di dunia. Investor harus mempertimbangkan Indonesia sebagai pasar, basis produksi, dan pusat ekspor,” ujarnya.
BACA JUGA: Jaga Kualitas Layanan, Teknisi Honda Ikuti Uji Kompetensi
Pemerintah, lanjut dia, serius menggaet para penanam modal dengan menyiapkan daftar prioritas investasi. ”Investor yang berinvestasi di industri prioritas berhak mendapatkan insentif fiskal dan nonfiskal. Selanjutnya, kami terus mengoptimalkan Indonesia Investment Authority (INA) sebagai alternatif pembiayaan pembangunan ekonomi,” ungkapnya.
Mantan menteri perindustrian itu juga menyampaikan, saat ini Indonesia mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV). Indonesia adalah produsen utama bijih nikel yang merupakan komponen inti baterai. Australia menjadi mitra penting bagi RI sebagai pemasok utama litium yang merupakan komponen utama baterai listrik. ”Kami berharap kemitraan kita (Indonesia-Australia) dapat meningkatkan daya saing negara kita,” tutur dia.
Australia telah menjadi mitra strategis Indonesia. Pada 2022, investasi Negeri Kanguru menyumbang sekitar USD 524 juta. Total perdagangan Indonesia-Australia pada tahun lau mencapai USD 13,3 miliar atau tumbuh 9,1 persen selama lima tahun terakhir.