Ratusan Kader TPA Bengkulu Dapat Pembekalan Pengasuhan 1.000 HPK
LATIH :Kader TPA saat dilatih pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Kamis, 16 Oktober 2025. IST/RB--
KORANRB.ID – Dalam upaya menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas pengasuhan anak usia dini, ratusan kader Taman Pengasuhan Anak (TPA) di Provinsi Bengkulu mendapat pembekalan pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu itu bertujuan memperkuat peran kader sebagai penggerak kesadaran keluarga terhadap pentingnya tumbuh kembang anak sejak dini.
Pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat program pengasuhan 1.000 HPK di tingkat masyarakat.
Para peserta tidak hanya mempelajari konsep gizi seimbang, tetapi juga keterampilan menstimulasi perkembangan fisik, emosional, dan sosial anak.
BACA JUGA:Fokus Pelayanan Kesehatan dan BPJS Kesehatan Gratis
BACA JUGA:Hukuman Mantan 2 Pejabat BTN Bengkulu Dinaikkan, Jaksa Ajukan Kasasi
Masa 1.000 HPK dari kehamilan hingga anak berusia dua tahun disebut sebagai periode emas penentu kualitas generasi masa depan.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, SH, MH, menegaskan peran penting kader TPA sebagai ujung tombak pembinaan keluarga.
“Kader TPA memiliki posisi strategis karena mereka bersentuhan langsung dengan anak-anak dan keluarga. Dengan memahami konsep pengasuhan 1.000 HPK, mereka bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya,” ujarnya, Kamis, 16 Oktober 2025.
Menurut Zamhari, pendekatan pengasuhan yang tepat sejak dini berdampak jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia.
BACA JUGA:Polda Bengkulu Tangkap 4 Penimbun BBM Ilegal Selama Oktober 2025
BACA JUGA:Unived Bengkulu Raih PTS Terbaik 2025 Versi Uniranks
“Jika pengasuhan pada masa 1.000 HPK diabaikan, risiko gangguan tumbuh kembang, kekurangan gizi, hingga stunting akan semakin tinggi. Karena itu, pemahaman ini harus benar-benar sampai ke tingkat keluarga,” tegasnya.
Selain BKKBN, pelatihan ini turut melibatkan unsur pemerintah daerah, tenaga kesehatan, serta pengelola PAUD. Para peserta diajak merancang kegiatan edukatif berbasis simulasi agar ilmu yang diperoleh dapat diterapkan langsung di lingkungan masing-masing.