Desak Pemindahan Buaya Pembunuh Pencari Lokan, Begini Penjelasan BKSDA Bengkulu
KUNJUNGAN: Bupati Mukomuko mendatangi kediaman korban yang meninggal diterkam buaya. Foto: Firmansyah/RB--
Bujarman mengatakan, untuk warga Desa Tanah Harapan ini memang masih banyak yang tergolong tidak mampu. Begitu juga dengan korban ini.
Pemdes sebelumnya juga sempat ingin merelokasi rumah korban karena selalu terkena banjir, namun karena keterbatasan biaya hal tersebut belum bisa dilakukan.
"Penerima bantuan ini kan tidak bisa dobel mungkin itu juga yang menyebabkan korban dan keluarga belum bisa menerima seperti bantuan rumah layak huni dari Pemkab dan lainnya, karena sudah dapat bantuan BLT DD," ujarnya.
Bujarman juga menceritakan di hari musibah terjadi, korban ini mencari lokan bersama 8 orang rekannya di dasar Sungai Selagan Raya.
Jarak antara masing-masing pencari lokan kurang lebih 10 meter, dengan menyelam sungai yang kedalamannya hanya 2 meter.
Pada saat kejadian korban ini setelah melakukan penyelaman tidak timbul-timbul kepermukaan sehingga rekan korban khawatir dengan hal tersebut.
BACA JUGA:Terpuruknya Nilai Tukar Rupiah Untungkan 3 Komoditas Ekspor di Bengkulu
"Mereka ini sama-sama menyelam namun almarhum ini tidak muncul. Karena curiga, teman korban pun langsung menyelam mencari korban,’’ terangnya.
Saat teman korban menyusul ke dasar sungai benar saja. Korban didapati tengah diterkam buaya pada paha sebelah kanan.
Korban sempat berulang kali meninju buaya didasar sungai. Karena ingin menolong, rekan korban pun sempat terkena hentakan tubuh buaya.
Setelah itu korban bersama buaya hilang kurang lebih 1 jam, hingga akhirnya buaya tersebut mengantar jasad korban ke pinggir tebing sungai.
"Sempat terjadi perkelahian, namun karena keterbatasan napas akhirnya buaya ini bisa menyeret korban menjauh dari rekannya. Rekan korban pun sempat terkena tabrak buaya tersebut," jelasnya.