Ngeri! Suku Korowai Dikenal Sebagai Suku Kanibal di Indonesia, di Sini Tinggalnya
Ternyata di Indonesia masih ada suku kanibal yang terkneal masih memakan daging manusia. Suku ini berada di Paua Selatan. (Foto: Pesona Indonesia)--
BACA JUGA:Peradaban dan Tradisi Suku, Ini 7 Suku yang Mendiami Pulau Sumatera
Alasannya adalah orang Suku Korowai yang tidak memiliki pengetahuan mengenai penyakit yang kerap menyerang tubuh mereka hingga menyebabkan kematian.
Karena masih tingga di pedalaman hutan, orang suku Korowai sering kali terkena penyakit seperti Malaria, TBC, Anemia, dan berbagai penyakit lainnya.
Karena penyakit ini, banyak orang suku Korowai yang meninggal dunia. Mereka meyakini, orang yang meninggal dunia ini disebabkan oleh roh jahat yang sedang menyerang suku tersebut.
Yang mereka sering sebut dengan Khakua (penyihir jahat berbentuk laki-laki yang hendak mencari tumbal dari suku mereka).
BACA JUGA:Kati: Suku Muyu di Papua dan kekuatan Supranaturalnya
Atas dasar inilah, ketika ada salah satu orang suku Korowai yang meninggal misterius mereka akan mencari orang dari suku mereka sendiri yang diyakini telah dirasuki oleh roh jahat tersebut.
Setelah didapatkan orang yang diyakininya telah dirasuki oleh Khakua tersebut akan dieksekusi dan seluruh bagian tubuhnya kecuali tulang dan kuku akan di santap oleh suku Korowai.
Ini juga di ibaratkan sebagai, pertanda bagi roh jahat bahwa mereka lebih kuat daripada roh jahat tersebut.
Meskipun terkenal dengan sifat kanibalisme nya, orang suku Korowai tidak pernah memakan daging manusia untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
BACA JUGA:Suku Gaib di Indonesia, Mitos Suku Bunian, Kamu Pernah Dengar?
Daging manusia yang mereka makan hanyalah untuk membasmi roh jahat yang mereka yakini telah merasuki tubuh orang tersebut.
Untuk kebutuhan sehari-hari, mereka bisanya mencari makanan dengan cara berburu hewan-hewan di lingkungan hutan.
Selain hewan mereka juga memanfaatkan batang sagu, dan tumbuhan-tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Sampai dengan saat ini, suku Korowai masih hidup di hutan Papua Selatan dengan populasi yang mencapai 3000 penduduk.