Harga Kopi di Kepahiang Sudah Tembus Rp65 Ribu, Sampai Kapan Akan Bertahan?

KOPI: Pengusaha kopi sekaligus Wabup Kepahiang Zurdi Nata memprediksi harga kopi akan terus melambung hingga 2 tahun ke depan.-foto: heru/koranrb.id-

Yakni, dengan cara sambung dan replanting yang saat ini tengah serius dikembangkan Pemkab Kepahiang. 

Lahan percontohan atau demplot pun, sudah tersedia di Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang.

"Di Bogor Baru, kopi yang kita kembangkan dengan sistem pagar. Kita akan kombinasikan pengembangan kopi di Kepahiang, baik dengan cara stek maupun replanting," kata Nata. 

BACA JUGA:Pilkada Bengkulu Tengah, Ini Pendamping Rachmat Riyanto

Hal yang paling penting lanjutnya, dengan pemberian edukasi secara maksimal kepada petani kopi di Kabupaten Kepahiang.

"Assesor dari Kapal Api, juga telah kita datangkan. Ini tak lain untuk memberikan ilmu baru kepada petani kopi di Kabupaten Kepahiang, agar hasil produksi yang dihasilkan maksimal. Petani kopi Kepahiang sudah saatnya menjadi sejahtera," terang Nata.

Terkait pengembangan kopi dengan sistem replanting, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang Ir. Taufik sebelumnya telah menyampaikan, telah demplot replanting kopi seluas 8 Ha dan 1 Ha yang dikelola khusus Pemkab Kepahiang. 

Ia mengklaim, dengan replanting kopi mampu meningkatkan produktivitas kopi dari rata-rata 700 Kg per Ha sebagaimana yang dihasilkan mayoritas petani  kopi Kepahiang saat ini.

Dengan sistem raplanting, menurutnya hasil panen kopi dapat meningkat hingga mencapai 2 ton per Ha.

"Replanting kopi akan menjadi fokus kita ke depan untuk meningkatkan produktivitas kopi di Kepahiang," kata Taufik.(**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan