Musim Penghujan, Warga Diingatkan Waspada DBD
PENYEMPROTAN: Petugas dari Dinkes Rejang Lebong mempersiapkan perlengkapan untuk penyemprotan (fogging) di lingkungan masyarakat yang rawan penyebaran DBD.--
CURUP, KORANRB.ID – Sedikitnya ada 55 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rejang Lebong hingga awal November 2023 ini. Meski begitu, Dinkes mengklaim angka kasus DBD yang ada saat ini mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan kasus DBD tahun 2022 sebanyak 102 kasus.
Diungkapkan Kepala Dinkes Kabupaten Rejang Lebong, Rephi Meido Satrian, S.KM, sejak Januari 2023 lalu hingga sekarang, setidaknya sudah ditemukan 55 kasus DBD di Kabupaten Rejang Lebong. Adapun kasus yang terdata tersebut merupakan rekapitulasi penanganan pasien di 21 UPT Puskesmas dan beberapa RS di Kabupaten Rejang Lebong.
“Meski angka kasus yang ditangani terbilang tinggi, namun hingga saat ini tidak ada kasus kematian yang diakibatkan penyakit DBD ini, dan kita harap tidak ada pasien DBD yang sampai meninggal dunia di Kabupaten Rejang Lebong,” jelas Rephi.
BACA JUGA:Unihaz Wujudkan SDM Unggul, Alumni Teknik Sipil Dilatih Balai Jakon Palembang
Terkait sebaran penyakit DBD di 15 kecamatan, Rephi mengatakan yang terbanyak terjadi di wilayah perkotaan, yakni Kecamatan Curup, Curup Utara, Curup Selatan, Curup Timur dan Curup Tengah. Dimana di wilayah tersebut masih sangat banyak selokan dan saluran air yang menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.
“Ditambah lagi kesadaran masyarakat kita masih terbilang minim untuk menjaga kebersihan lingkungan dari sarang-sarang nyamuk,” tambahnya.
Untuk itu, Dinkes meminta kepada seluruh masyarakat Kabupaten Rejang Lebong untuk bisa lebih mewaspadai lagi penyebaran DBD ini. Pasalnya di akhir tahun yang sudah mulai memasuki musim penghujan, air sisa hujan akan banyak tertampung di beberapa tempat yang bisa dimanfaatkan oleh nyamuk Aedes Aegypti untuk bersarang dan berkembang biak.
BACA JUGA:Perda Mihol untuk Lindungi Generasi Muda, Pemkot Segera Sosialisasi
“Kenapa kita tidak pernah bosan mengkampanyekan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) kepada masyarakat, karena lingkungan yang tidak bersih menjadi pintu masuk berkembangnya sumber penyakit di tengah masyarakat,” bebernya.
Rephi menambahkan meskipun kasus DBD di tahun 2023 ini mengalami penurunan dibanding tahun 2022, pihaknya tetap melakukan langkah pencegahan lainnya yakni dengan menyemprot rumah atau memakai repellent pada pagi dan sore hari. Waktu ini nyamuk aedes aegypti aktif.
"Tetap waspada, apalagi sekarang musim hujan, terus lakukan pola hidup sehat dengan 3M, agar penyakit DBD tidak terjadi," imbauya.(sly)