Gencarkan Program Siska Kebun Sawit dan Bagi-bagi Bibit Gratis
SAPI: Dilepaskan diperkebunan sawit sehingga memberikan manfaat pada tanaman melalui kotoran yang dihasilkan. FOTO: FIRMANSYAH/RB--
“Karena permasalahan hewan ternak yang dilepasliarkan di lokasi fasilitas umum, sering sekali menjadi keluhan dan sangat meresahkan, maka dari itu kita akan coba membantu memberikan solusi,” jelasnya.
BACA JUGA:Biaya Kuliah Semakin Mahal! PTN Jor-joran Terima Mahasiswa Baru
Selain itu juga dalam rangka meningkat hasil produksi petani sawit di Kabupaten Mukomuko Pemkab Mukomuko juga telah mempersiapkan 100 ribu bibit sawit.
Bibit nantinya akan dibagikan gratis kepada kelompok tani pada tahun 2025 mendatang.
Pengadaan bibit kelapa sawit ini bekerja sama dengan PT Agromuko salah satu perusahaan perkebunan di Mukomuko.
“Berkaitan dengan penyiapan bibit sawit kami menggandeng PT Agromuko. Memastikan bibit yang dibagikan nanti benar-benar berkualitas. Dengan harapan kita di tahun 2025 bibit unggul yang bersertifikat ini siap dibagikan ke masyarakat,’’ ungkap Pitriani.
BACA JUGA:Soroti Peran Keluarga, Tekan Kasus TPPO, Kekerasan Perempuan dan Anak
Kerja sama dengan PT Agromuko, salah satu perusahaan penanaman modal asing (PMA) tersebut dikarenakan Pemkab tidak memiliki pembibitan sawit dan izin pembibitan sawit.
"PT Agro Mukomuko ini mempunyai izin pembibitan sawit, selain itu mereka juga memiliki fasilitas yang lengkap dan sudah terbiasa melakukan pembibitan sawit, sehingga memperkecil resiko kegagalan,” terangnya.
Pitriani menambahkan, dalam pengadaan bibit sawit yang akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat, Pemkab Mukomuko hanya menyiapkan dana pengadaan kecambah.
Sedang untuk lahan dan tenaga teknis disiapkan pihak perusahaan. Setelah bibit terkatagori siap maka langsung dialokasikan kepada masyarakat melalui kelompok tani yang sebelumnya telah terdata.
Pada dasarnya untuk pembibitan bibit sawit mulai dari kecambah sampai menjadi bibit kurang lebih membutuhkan waktu selama 9 bulan.
"Sebelumnya Pemkab Mukomuko, juga pernah memberikan bantuan peningkatan produktivitas sawit. Namun berbentuk kecambah. Tetapi namanya kelompok ada yang mau bertanggung jawab dan ada yang tidak, sehingga tidak efektif,” tandasnya.