Kelangkaan Pangan Justru Menimpa Keluarga Petani

BERMANFAAT: Gubernur Bengkulu, Rohidin saat memberikan piagam penghargaan kepada para kepala daerah di Provinsi Bengkulu yang berhasil menekan angka stunting. --Muharista Delda/RB

BENGKULU, KORANRB.ID - Kelangkaan pangan merupakan ancaman serius terhadap upaya penurunan kasus stunting. 

Ironisnya, di Provinsi Bengkulu kasus stunting akibat kelangkaan pangan justru banyak menimpa keluarga petani.

Sesuai data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu untuk tahun 2023, terdapat 78.572 keluarga sasaran yang berisiko terkena stunting akibat kelangkaan pangan. 

Artinya secara umum kasus stunting akibat kelangkaan pangan di Provinsi Bengkulu berada di angka 20,2 persen. 

BACA JUGA:PPDB SMA/SMK Harus Lebih Transparan!

Dari jumlah itu lebih 50 persen justru dialami pada keluarga petani yang seyogyanya tidak akan mengalami kelangkaan pangan.

Direktur Eksekutif Akar Global Inisiatif, Erwin Basrin mengatakan, kelangkaan pangan masih menjadi masalah serius bagi sejumlah kelompok masyarakat di Bengkulu.

''Bahkan kelangkaan pangan juga menimpa kelompok atau golongan masyarakat yang berprofesi sebagai petani,'' kata Erwin saat mengikuti workshop inovasi penurunan stunting berbasis tata kelola kawasan hutan yang inklusif dan berkelanjutan di Provinsi Bengkulu, Selasa, 21 Mei 2024. 

Dijelaskannya, kelangkaan pangan yang menimpa keluarga petani dipengaruhi oleh perubahan cara atau pola dalam bertani. 

BACA JUGA: GTRA Berhasil Redistribusi Tanah Seluas 34.408,43 Hektare, Gubernur: Dukung Reforma Agraria

Intinya, petani cenderung akan menanam tanaman yang punya nilai ekonomi tinggi karena sangat dibutuhkan pasar dibandingkan menanam kebutuhan pangan mereka sendiri.

''Biasanya petani menjual hasil produk pertaniannya, barulah setelah itu mereka membeli kebutuhan pangan untuk keluarganya,'' terang Erwin. 

Padahal semestinya petani diarahkan untuk menanam kebutuhan pangan keluarganya terlebih dahulu, baru menanam produk pertanian yang dibutuhkan untuk pasar. 

Justru itu, edukasi penting sekali diberikan kepada para petani di Bengkulu agar kasus stunting dapat diminimalisir dengan manajemen bertani yang dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan