Kondisi Tantrum Pada Anak Sangat Menjengkelkan, Ini Faktor Pemicunya
Kondisi Tantrum Pada Anak Sangat Menjengkelkan, Ini Faktor Pemicunya--
KORANRB.ID - Anak dalam kondisi tantrum sangat menjengkelkan bagi sebagian orang.
karena saat seorang anak mengalami tantrum, terjadi serangkaian reaksi fisik, emosional, dan perilaku yang mencerminkan ekspresi emosi yang kuat dan negatif.
Anak mungkin menunjukkan ekspresi emosi yang kuat seperti marah, kesal, kecewa, atau frustasi. Mereka mungkin menangis, berteriak, atau menjerit-jerit.
Anak juga kerap melakukan tindakan eksplosif seperti melempar benda, memukul, menendang, atau menggulingkan diri mereka ke lantai.
Selama tantrum, anak mungkin memerlukan perhatian fisik yang intensif. Mereka mungkin meronta-ronta, menarik-narik pakaian, atau meminta pelukan.
Anak sulit untuk ditenangkan atau dihibur. Mereka mungkin menolak sentuhan atau cobaan untuk meminta maaf.
BACA JUGA:Kepribadian Introvert Sulit Tampil Ditempat Umum? Ini Cara Melatihnya
Jika diamati, ternyata ada beberapa faktor penyebab terjadinya tantrum.
Diantaranya karena anak yang belum mampu mengungkapkan keinginan, kebutuhan, atau perasaan mereka dengan kata-kata mungkin menggunakan tantrum sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan atau frustrasi.
Ketidaknyamanan fisik seperti lapar, rasa sakit, atau kelelahan dapat menyebabkan anak menjadi mudah marah dan menimbulkan tantrum.
Emosi seperti kecemasan, ketakutan, atau kekecewaan juga dapat menjadi pemicu tantrum.
Perubahan besar dalam kehidupan anak, seperti pindah rumah, masuk sekolah baru, atau kedatangan adik baru, bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan membuat anak merasa tidak terkendali, sehingga memicu tantrum.
Ketika anak tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan atau butuhkan, seperti mainan, perhatian, atau kesempatan untuk bermain, mereka mungkin merasa frustrasi dan melampiaskan emosinya melalui tantrum.
Inilah salahsatu penyebab tantrum yang kerap ditemui.
BACA JUGA:Bingung Mencari Bedak Bayi? Ini 7 Rekomendasi Bedak untuk si Bayi Dijamin Aman
Selain itu ada faktor lingkungan yang bising, berlebihan, atau terlalu penuh dengan stimulasi bisa membuat anak merasa kewalahan dan cenderung menyebabkan tantrum.
Interaksi dengan anak-anak lain yang sedang tantrum juga bisa memicu reaksi serupa pada anak.
Beberapa anak mungkin memiliki temperamen yang lebih mudah marah atau rentan terhadap stres, yang membuat mereka lebih rentan terhadap tantrum.
Bisa jadi anak yang tantrum karena meniru perilaku yang mereka lihat dari orang dewasa atau anak lain di sekitar mereka.
Jika mereka melihat orang lain menggunakan tantrum sebagai cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka mungkin meniru perilaku tersebut.