Ekspresi Kata-Kata untuk Mengkritik, Ini 10 Kata-Kata Satir yang Sering Dipakai Orang Dulu

Reporter: Fiki Susadi |

Editor: Riky Dwiputra |

Rabu , 29 May 2024 - 13:57

Ekspresi kata-kata untuk mengkritik, ini 10 kata-kata satir yang sering dipakai orang dulu--fixabay

3. Tong Kosong Nyaring Bunyinya.

Tong kosong nyaring bunyinya adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang banyak bicara tetapi tidak memiliki isi atau substansi yang berarti.

Ungkapan ini bersifat satir karena mengejek orang yang hanya bisa berbicara besar tanpa tindakan nyata atau pengetahuan yang mendalam.

4. Besar Pasak daripada Tiang.

Besar pasak daripada tiang adalah peribahasa yang menggambarkan situasi di mana pengeluaran seseorang lebih besar daripada pendapatannya.

Ungkapan ini bersifat satir karena menyoroti ketidakmampuan seseorang dalam mengelola keuangan mereka dengan bijak.

5. Jago Kandang.

Jago kandang adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang hanya berani atau unggul di lingkungan atau wilayahnya sendiri tetapi tidak memiliki keberanian atau kemampuan yang sama ketika berada di luar lingkungan tersebut.

Ungkapan ini bersifat satir karena mengejek keterbatasan seseorang yang tidak mampu bersaing atau tampil di luar zona nyamannya.

6. Air Tenang Menghanyutkan.

ekspresi kata-kata untuk mengkritik, ini 10 kata-kata satir yang sering dipakai orang dulu                            ekspresi kata-kata untuk mengkritik, ini 10 kata-kata satir yang sering dipakai orang dulu
koranrb.id - satir adalah bentuk ekspresi yang digunakan untuk mengkritik atau mengejek dengan cara yang cerdik dan terkadang humoris. 
di masa lalu, satir sering digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari politik, sosial, hingga budaya, sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan tersembunyi atau kritik terhadap kekuasaan dan kebijakan yang ada. 
berikut ini adalah beberapa kata-kata satir yang sering dipakai oleh orang dulu beserta penjelasan.
baca juga:hewan kurban cacat saat akan disembelih, apakah masih penuhi syarat kurban? ini penjelasannya
baca juga:badak berendam kue tradisional khas indonesia isi kelapa dengan kuah santan, ini resepnya
1. asal bapak senang (abs).
asal bapak senang adalah ungkapan satir yang menggambarkan sikap dan perilaku bawahan yang hanya mencari muka atau bermuka dua di hadapan atasan mereka. 
kata ini mengandung kritik terhadap budaya kerja yang tidak jujur dan tidak efektif, di mana bawahan hanya berusaha menyenangkan atasan tanpa mempertimbangkan kualitas pekerjaan atau dampak jangka panjang.
2. bagai pungguk merindukan bulan.
baca juga:ini bahan dan cara membuat pisang goreng keju di rumah yang wajib dicoba
baca juga:hewan nokturnal tak butuh minum! berikut 5 fakta unik tikus kanguru
bagai pungguk merindukan bulan adalah peribahasa yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin atau sangat sulit untuk dicapai. 
ungkapan ini mengandung unsur satir karena menggambarkan situasi dengan ironi dan kiasan yang mendalam.
3. tong kosong nyaring bunyinya.
tong kosong nyaring bunyinya adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang banyak bicara tetapi tidak memiliki isi atau substansi yang berarti.
baca juga:update: harga emas batangan antam terbaru di pegadaian, rabu, 29 mei 2024
baca juga:kebal bisa ular! berikut 5 fakta unik oposum, mamalia nokturnal 
ungkapan ini bersifat satir karena mengejek orang yang hanya bisa berbicara besar tanpa tindakan nyata atau pengetahuan yang mendalam.
4. besar pasak daripada tiang.
besar pasak daripada tiang adalah peribahasa yang menggambarkan situasi di mana pengeluaran seseorang lebih besar daripada pendapatannya. 
ungkapan ini bersifat satir karena menyoroti ketidakmampuan seseorang dalam mengelola keuangan mereka dengan bijak.
baca juga:hukum menjual kulit hewan kurban menurut islam 
baca juga:kabur dari kota bengkulu, terduga pelaku tabrak lari diamankan polsek sukaraja
5. jago kandang.
jago kandang adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang hanya berani atau unggul di lingkungan atau wilayahnya sendiri tetapi tidak memiliki keberanian atau kemampuan yang sama ketika berada di luar lingkungan tersebut. 
ungkapan ini bersifat satir karena mengejek keterbatasan seseorang yang tidak mampu bersaing atau tampil di luar zona nyamannya.
6. air tenang menghanyutkan.
baca juga:bayi laki-laki yang dibuang di seluma akhirnya meninggal dunia, beberapa hari lagi mau akikah
baca juga:ini alasannya mengapa seragam tni bermotif loreng
air tenang menghanyutkan adalah peribahasa yang menggambarkan seseorang yang tampak tenang dan pendiam tetapi sebenarnya memiliki kekuatan atau kemampuan yang besar. 
ungkapan ini mengandung unsur satir karena mengejek penilaian superficial yang sering kali salah mengenai seseorang yang tampaknya biasa-biasa saja.
7. seperti katak dalam tempurung.
seperti katak dalam tempurung adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki pandangan atau pengetahuan yang sangat terbatas karena hanya hidup di dalam lingkungan yang sempit. 
ungkapan ini bersifat satir karena mengejek ketidaktahuan seseorang yang disebabkan oleh keterbatasan pengalaman atau pendidikan.
8. membawa air dalam keranjang.
membawa air dalam keranjang adalah peribahasa yang menggambarkan usaha yang sia-sia atau pekerjaan yang tidak mungkin berhasil karena metode atau alat yang digunakan tidak cocok. 
ungkapan ini mengandung unsur satir karena menyoroti kebodohan atau kesia-siaan dari suatu usaha yang dilakukan tanpa pemikiran yang matang.
9. ayam jantan berkokok, tanda hari mau siang.
ayam jantan berkokok, tanda hari mau siang adalah peribahasa yang menggambarkan tanda-tanda atau gejala yang menunjukkan bahwa sesuatu akan terjadi. 
ungkapan ini bisa digunakan secara satir untuk mengejek seseorang yang selalu memperingatkan hal-hal yang sudah jelas atau sudah diketahui oleh semua orang.
10. lempar batu sembunyi tangan.
lempar batu sembunyi tangan adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang melakukan perbuatan jahat atau provokatif tetapi tidak mau bertanggung jawab dan malah bersembunyi atau berlagak tidak tahu. 
ungkapan ini bersifat satir karena mengejek kepengecutan dan ketidakjujuran seseorang.
kata-kata satir yang sering dipakai oleh orang dulu mengandung makna yang mendalam dan berfungsi sebagai alat kritik yang efektif. (**)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Rakyat Bengkulu, Jumat 5 Juli 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan