Perjalanan Tren Tato Sebagai Bentuk Seni Tubuh dari Masa ke Masa

BACA JUGA:Pemprov Lantik Kepala DLHK Provinsi Bengkulu yang Baru

Abad ke-18 dan ke-19 menandai kebangkitan minat terhadap tato di Barat, dipicu oleh eksplorasi dan kolonialisme. 

Pelaut Eropa yang mengunjungi Polinesia dan Asia Tenggara sering kali kembali dengan tato sebagai bukti petualangan mereka. 

Salah satu contoh terkenal adalah pelaut Inggris, Captain James Cook, yang memperkenalkan istilah "tattoo" dari bahasa Tahiti "tatau" ke dunia Barat.

Pada akhir abad ke-19, teknologi tato mengalami revolusi dengan penemuan mesin tato elektrik oleh Samuel O'Reilly pada tahun 1891. 

Mesin ini memungkinkan pembuatan tato dengan lebih cepat dan presisi, sehingga tato menjadi lebih mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya oleh pelaut dan kriminal.

Pada awal abad ke-20, tato tetap identik dengan kelompok-kelompok marginal, seperti pelaut, penjahat, dan pekerja sirkus. 

Namun, setelah Perang Dunia II, tato mulai mendapatkan penerimaan lebih luas. 

BACA JUGA:Ini Alasan Kamu Harus Mengkonsumsi Labu Siam, Terutama Bagi Penderita Diabetes

Veteran perang sering kali mendapatkan tato untuk mengenang pengalaman dan rekan-rekan seperjuangan mereka.

Pada dekade 1960-an dan 1970-an, tato mulai dikaitkan dengan gerakan counterculture, termasuk komunitas biker, hippie, dan punk.

Tato menjadi simbol pemberontakan terhadap norma-norma sosial. Artis tato seperti Sailor Jerry dan Ed Hardy menjadi ikon budaya pop, mendorong perkembangan desain tato yang lebih artistik dan personal.

Masuk ke abad ke-21, tato telah menjadi bagian dari arus utama budaya global.

Banyak selebritas, atlet, dan tokoh masyarakat memiliki tato, yang membuatnya semakin diterima oleh masyarakat luas. 

Media sosial memainkan peran besar dalam menyebarkan tren tato, dengan platform seperti Instagram menjadi tempat bagi artis tato untuk memamerkan karya mereka dan bagi individu untuk menemukan inspirasi tato.