Bupati Seluma Panggil Camat dan Kades, Polemik Mahasiswa KKN UINFAS Menuju Damai
BERI TANGGAPAN: Bupati Seluma, Erwin Octavian menyoroti polemik mahasiswa KKN UINFAS di Desa Air Latak--Foto: Dokumen.Koranrb.Id
Namun setelah berjalan beberapa hari, ada beberapa oknum pemuda desa yang mengusik dan memberikan beberapa ancaman sehingga mengganggu proses berjalannya KKN.
“Selama 7 hari di lokasi tersebut, beberapa pemuda desa datang dengan keadaan mabuk, ada satu malam pemuda tersebut membawa tuak dan speaker organ masuk ke dalam sekretariat,” ungkap RDA.
RDA mengaku, oknum pemuda tersebut meminta agar mahasiswa/i yang menjalani KKN untuk menyambut mereka. Oknum tersebut akan memberontak jika mahasiswi anggota KKN tidak menemani kedatangan mereka yang berkunjung hingga larut malam.
Bahkan diungkapkan RDA, pemuda desa kerap datang hingga pukul 02.00 WIB atau 03.00 WIB. Atas hal tersebut, anggota KKN tersebut sempat melaporkan masalah tersebut ke Imam Masjid, Tokoh Masyarakat, tetangga, pemilik rumah (Sekretariat) hingga ke kepala Desa.
“Setiap malam mereka mendatangi sekre kami, sebenarnya tidak masalah. Namun karena banyak anggota yang wanita maka waktunya kami batasi hingga pukul 23.00 WIB, namun sepertinya mereka tersinggung dan merasa tidak dihargai,”papar RDA.
RDA juga mengaku selama di desa tersebut, mereka terutama anggota perempuan terus mendapatkan ancaman dan pelecehan seksual secara verbal (cat calling).
“Anggota saya yang perempuan terus di panggil dengan kata “Sayang” atau “Beb”, jadi mereka sangat ketakutan, apalagi mereka datang dengan keadaan mabuk,”imbuh RDA.
Sebenarnya RDA dan rekan rekan mengaku sangat senang berada di Desa Air Latak Kabupaten Seluma. Namun mereka mengaku tidak mendapat jaminan keamanan yang pasti dari Kepala Desa Air Latak, sehingga mereka tidak bisa melanjutkan kegiatan KKN di desa tersebut.
“Kami punya bukti percakapan oknum pemuda desa yang mengajak karaokean anggota kami yang perempuan. Pada intinya anggota KKN saya sudah trauma, terlebih lagi isi anggota tersebut mayoritas perempuan semua sehingga tidak memungkinkan apabila tidak diberikan jaminan keamanan,” pungkas RDA.
Kasus ini mencuat berawal dari informasi mahasiswa Universitas Islam Negeri Fatmawati Soekarno (UIN FAS) dikabarkan “Kabur” dari Sekretariat KKN di Kabupaten Seluma, tepatnya di Desa Air Latak Kecamatan Seluma Barat sejak pekan lalu.
Padahal mereka baju saja menempuh waktu KKN sekitar 10 hari di lokasi tersebut. Diketahui, ada sekitar 11 mahasiswa yang menetap di sekre tersebut, terbagi 9 perempuan dan 2 laki laki, semuanya memilih kabur meninggalkan sekrenya. Atas hal tersebut, membuat masyarakat setempat kecewa, terutama pemilik rumah yang dijadikan sekre, karena sudah memberikan pelayanan terbaik.
Ini diungkapkan Erlan (41), ia mewakili keluarga mengaku kecewa dengan sikap mahasiswa KKN yang dinilai tidak memiliki etika dan tata krama.
Diketahui, mereka memilih kabur pascamelewati waktu magrib di sekretariat. Membawa barang-barang mereka menggunakan 2 unit mobil.
"Mahasiswa UINFAS mau KKN di Desa kami, kami beri dukungan dengan memberikan fasilitas berupa kompor, kasur dan kamar siap pakai. Namun mereka tiba-tiba kabur," sesal Erlan.