Ekspor Pinang ke Arab Saudi dan Bangladesh, Berdayakan Petani Pinang di Jambi, Lampung dan Bengkulu
PINANG: Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus mendukung ekspor nasional, termasuk produk pinang khususnya dari wilayah Jambi, Lampung dan Bengkulu.-foto: biro humas kemendag/koranrb.id-
BACA JUGA:Kenali 10 Fakta Menarik Tentang Negara Jerman, Hati-Hati Memberikan Nama Anak
Sedangkan pada 2023 tercatat sebesar USD 127, 39 juta dengan negara tujuan ekspor terbesar pinang Indonesia, yaitu Iran (42,11 persen), India (14,82 persen), Tiongkok (10,81 persen), Bangladesh (9,41 persen), dan Malaysia (5,86 persen).
Permintaan dunia untuk pinang sangat menjanjikan.
Permintaan impor dunia tahun 2023 mencapai nilai sebesar USD 358,7 juta.
Tren impor pinang lima tahunan dunia (2019 - 2023) juga tumbuh positif sebesar 39 persen.
Negara-negara pengimpor pinang terbesar di dunia, antara lain, India (USD 147,3 juta), Iran (USD 55,69 juta), Bangladesh (USD 35,30 juta), Persatuan Emirat Arab (USD 34,42 juta), dan Vietnam (USD 26,5 juta).
BACA JUGA:30 Rekomendasi Judul Skripsi Jurusan Hukum Versi Praktisi Hukum
Pinang tidak hanya untuk konsumsi langsung, tetapi juga untuk industri bernilai tambah seperti biomedis untuk antidepresan, antioksidan, dan lain-lain.
Upaya mendorong ekspor yang dilakukan Kemendag melalui berbagai strategi dan kebijakan dengan komitmen untuk terus mendukung peningkatan ekspor nasional.
Upaya peningkatan ekspor ini, antara lain, dengan membuka akses pasar luar negeri melalui perjanjian-perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) sebagai jalan tol ekspor produk Indonesia.
Cara lainnya adalah promosi ekspor melalui pameran dagang internasional terbesar di Indonesia, Trade Expo Indonesia (TEI), yang akan diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, Banten pada 9—12 Oktober 2024.
“Pemerintah, khususnya Kemendag, bekerja keras untuk mendorong pembukaan akses pasar khususnya pinang ke negara mitra melalui dialog dengan pemimpin negara mitra, misi dagang, penjajakan kesepakatan bisnis (business matching), pameran, maupun pemanfaatan perjanjian dagang,” papar Zulkifli Hasan.(rls)