Ditengahi DPRD Seluma, Buruh dan Manajemen PT MSS Siap Berdamai, Ini Poin Disampaikan

Ditengahi DPRD Seluma, buruh dan manajemen PT MSS siap berdamai, ini poin disampaikan--zulkarnain wijaya/rb

Terkait adanya pesan whatsapp yang tersebar, itu hanya salah pengartian saja. Dan ucapan tersebut hanya ditujukan untuk asisten kebun, ia tidak mengetahui apabila pesan tersebut tersebar.

“Saya mohon maaf apabila isi pesan tersebut membuat kecewa, niat saya ingin mengirim pesan tersebut kepada asisten kebun agar menyemangati buruh, saya tidak tau jika tersebar dan disalah artikan,”ujar Malem P Sembiring.

Selain itu terkait tuntutan untuk tambahan kelengkapan dan fasilitas untuk bekerja di malam hari, saat ini dipastikan akan segera tersedia dan akan menjadi inventaris kantor.

Sehingga nantinya para buruh akan dapat menggunakannya untuk bekerja, terutama pada malam hari.

Sedangkan terkait makanan tambahan pada malam hari, hal tersebut akan dirundingkan lagi kepada pimpinan perusahaan karena menyangkut biaya yang cukup tinggi, namun secepatnya solusi lainnya akan diberikan apabila hal tersebut tidak dapat diberikan.

“Untuk fasilitas dan kelengkapan penunjang kerja sudah kita proses dan secepatnya dapat digunakan oleh para buruh dilapangan. Sedangkan untuk makanan tambahan juga demikian, apabila nantinya tidak dapat terpenuhi maka akan kita cari solusi lainnya,” papar Malem P Sembiring.

Polemik antara manajemen dan buruh PT Mutiara Sawit Seluma (MSS) sempat menjadi sorotan, berawal dari kecelakaan kerja yang membuat buruhnya meninggal dunia, hingga berujung pada aksi mogok kerja buruh lantaran tekanan yang diberikan perusahaan menjadi pemicu terjadinya kecelakaan kerja.

Tidak hanya Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertran) Seluma yang beraksi, namun polemik ini turut jadi perhatian DPRD Kabupaten Seluma.

Untuk diketahui, pada Senin pagi 15 Juli 2024, puluhan buruh / karyawan PT. MSS menggeruduk kantor PT MSS yang berada di Kebun 1 Desa Talang Sali Kecamatan Seluma Timur.

Dalam surat pernyataan yang diajukan ke manager perusahaan, mereka menuntut senior manager, Malem P Sembiring untuk mundur dari jabatannya.

Karena banyaknya aturan yang tidak manusiawi dan berujung pada meninggalnya karyawan karena kecelakaan kerja.

Karena mereka mengaku dibawah kepemimpinannya, banyak tekanan yang didapat para buruh.

Ada beberapa point yang menjadi keluhan buruh. Namun yang paling menonjol adalah jam kerja yang tidak mengenal waktu.

Selain itu juga peralatan kerja dan armada yang tidak safety, hal ini juga yang menyebabkan pekerja terus dihantui resiko kecelakaan kerja, hal ini dibuktikan dengan terjadinya insiden yang menyebabkan rekan mereka meninggal dunia.

Sementara itu saat dicoba konfirmasi, Kapolsek Taloc, Iptu. Mohammad Haryanto mengaku bahwa mereka telah mengunjungi rumah duka atas nama Melson (44) di Desa Napalan Kecamatan Talo Kecil. Dari informasi yang dihimpun Kapolsek, keluarga Korban telah sepenuhnya menyerahkan kepada polisi dan pertanggung jawaban dari pihak PT. MSS

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan