“Gancang Pikat” Jangan Memicu Kemiskinan Baru

Wakil Bupati BS H Rifa’i Tajuddin--

KOTA MANNA, KORANRB.ID - Pendataan warga miskin di Bengkulu Selatan (BS) yang populer disebut gancang pikat diharapkan bisa mendukung perbaikan data kemiskinan. Bukan anti klimaks, memicu penambahan deretan angka kemiskinan.

Untuk menyempurnakan program ini, Wakil Bupati BS H Rifa’i Tajuddin meminta agar stakeholder terkait tidak hanya melakukan pendataan terhadap warga yang diiming-imingi untuk mendapat bantuan. 

Warga yang mampu secara ekonomi bisa diusulkan untuk dihapus sebagai penerima bantuan. "Apabila data yang diberikan ASN (pendataan oleh ASN melalui Gancang Pikat, Red) tidak dilakukan secara benar dikhawatirkan 2024 terjadi lonjakan penerima bantuan sosial," terang Wabup.

BACA JUGA: Kabar Gembira! Tunjangan Profesi Guru Triwulan III Disalurkan Pekan Depan, Disiapkan Anggaran Rp 14 Miliar

Wabup mengingatkan, pendataan melalui program Gancang Pikat ini jangan sampai menambah data orang miskin baru di BS. Apalagi orang mampu yang didata menjadi miskin untuk mendapat bantuan. 

Karena dikhawatirkan akan menambah jumlah angka kemiskinan. Apabila data angka kemiskinan meningkat, artinya pemerintah gagal mengentaskan kemiskinan.

Berdasarkan data DTKS di Dinas Sosial, ada 108 ribu lebih warga BS yang miskin dari total penduduk BS 170 ribu jiwa. Data ini menunjukkan 60 persen lebih warga BS miskin berdasarkan DTKS.

BACA JUGA: RSUD HD Manna Naik Level 

"Ini perlu dipahami lagi oleh ASN ataupun honorer di Bengkulu Selatan," ujar Wabup.

Sebagaimana diketahui, menjelang Pemilu 2024, seluruh ASN dan tenaga honorer di lingkungan Pemkab BS diwajibkan melakukan pendataan terhadap keluarga di lingkungan. 

Masing-masing dibebankan sepuluh orang. Pendataan ini bertujuan untuk mendata warga agar mudah mendapatkan akses bantuan sosial dari pemerintah.(tek)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan