Baru 950 Hewan Penular Rabies Divaksin, Segini Targetnya
SUNTIKAN: Proses penyuntikan vaksin rabies di Kecamatan Semidang Gumay.-- Dinas Pertanian/RB
BACA JUGA:Bapaslon Independen Riri-Ujang Bakal Lolos Verfak Pilkada Kepahiang 2024
Hanya saja untuk stok vaksin, sampai dengan saat juga terus berkurang karena satu kali penyuntikan GHPR itu harus di lakukan secara 3 tahap.
"Untuk vaksin stok terus berkurang, kita akan ajukan lagi," ungkap Benni.
Atas kejadian ini, Benni mengimbau agar masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan seperti anjing dan kucing agar lebih memberikan perhatian lagi.
Karena rata-rata kasus GHPR terjadi karena gigitan hewan peliharaan.
BACA JUGA:Kemarau, Warga Kabupaten Kepahiang Mulai Kesulitan Dapat Air Bersih
"Untuk yang punya hewan peliharaan dijaga, jangan dilepasliarkan," imbaunya.
Sementara itu, di tahun 2023 ada sebanyak 75 orang terkena GHPR. Jumlah ini cukup banyak, paling banyak kasus diakibatkan oleh hewan peliharaan sendiri seperti anjing dan kucing.
Pantauan 2023 hampir dari 50 persen kejadian ini terjadi di Kecamatan Tanjung Kemuning dan Kecamatan Kaur Tengah yang masih memegang kasus GHPR tertinggi se-Kabupaten Kaur.
Bahkan, dua Kecamatan tersebut mendapat julukan Rabies Center, karena setiap tahunnya pasti ada kasus GHPR di dua kecamatan tersebut.
Banyaknya warga yang hobi berburu dan memelihara anjing masih menjadi faktor utama tingginya kasus GHPR di 2 kecamatan tersebut.
BACA JUGA:APBD Perubahan Disahkan, DPRD Bengkulu Utara Minta Segera Direalisasikan
Beruntung meskipun kasus GHPR yang terjadi cukup tinggi tidak ada yang sampai menyebabkan kematian.
Penanganan cepat di setiap Puskesmas menjadi salah satu kunci, virus rabies tidak sempat menyebar ke tubuh orang yang tergigit.
Perlu diketahui virus rabies jika sudah menyebar ke tubuh, akan sangat berbahaya bahkan tidak akan bisa ditangani lagi hanya dengan vaksin.