Dukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur IKN, BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca

Plt Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.-foto: bmkg.go.id/koranrb.id-

Namun, pada periode selanjutnya, yaitu periode 19 Juli - 2 Agustus rasio keberhasilan mencapai 97% (hanya 6 jam hujan dari total 354 jam operasional). 

Menurutnya, operasi modifikasi cuaca dilaksanakan selama 24 jam non-stop tanpa henti dengan tujuan agar potensi hujan di kawasan IKN yang meliputi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, Kawasan Inti, dan Kawasan Penyangga dapat dikurangi.

Seto memaparkan ada tiga pesawat yang digunakan, yaitu 1 unit Casa 212 - 200 milik TNI Angkatan Udara dan 2 unit Cessna Caravan 208B milik PT Smart Cakrawala Aviation yang digunakan untuk mencegat awan hujan masuk di kawasan IKN yang diterbangkan dari Samarinda dan Balikpapan.

Seto menerangkan, BMKG selaku pelaksana OMC berperan menentukan awan dan titik koordinat untuk penyemaian awan dengan bahan semai NaCl maupun CaO. 

Setelahnya bahan semai tersebut akan diangkut dengan menggunakan pesawat milik TNI AU dan PT Smart Cakrawala Aviation untuk ditabur secara manual di atas awan target. 

BACA JUGA: Gandeng UMB, Oktober Disnaker Kota Bengkulu Buka Job Fair Lagi

BACA JUGA: 850 Formasi PPPK, Tunggu SK KemenpanRB, Terbanyak untuk Guru, 150 Kuota Kualifikasi Tamatan SMA

Penyemaian awan atau cloud seeding tersebut dilakukan di awan-awan hujan cumulus. Bahan disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki wilayah IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Dikatakan Seto, sebenarnya saat ini sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki musim kemarau, namun kawasan IKN cukup unik karena merupakan daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Sehingga, wilayah IKN normal disebut mengalami kemarau basah.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto juga menambahkan berdasarkan data normal curah hujan selama 30 tahun (1991-2020), diketahui bahwa pola hujan di IKN memiliki karakteristik hujan dengan intensitas >150 mm/bulan yang terjadi sepanjang tahun.

"Sementara disebut musim kemarau apabila jumlah curah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Nah, karena di IKN hujan terjadi sepanjang tahun makanya operasi modifikasi cuaca ini perlu digelar untuk mendukung percepatan pembangunan seluruh proyek," paparnya.

Guswanto menjelaskan selama satu pekan ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Kalimantan Timur masih cukup tinggi. Dengan begitu diprediksi berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Sementara saat ini wilayah Indonesia khususnya bagian selatan masih berada pada periode musim kemarau, bahkan beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan sudah memasuki puncak musim kemarau.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan