Jelang Pilkada: Tim Sukses Harus Paham tentang Silent Majority
Istilah "silent majority" pertama kali populer digunakan dalam konteks politik Amerika Serikat oleh Presiden Richard Nixon pada tahun 1969.--
Beberapa kandidat yang tampaknya tidak populer selama masa kampanye, justru bisa meraih kemenangan karena dukungan dari "silent majority" yang tidak terdeteksi.
"Silent majority" dalam Pilkada adalah fenomena yang kompleks dan sering kali tidak terlihat. Kelompok ini terdiri dari pemilih yang memilih untuk tidak berpartisipasi dalam kampanye atau diskusi politik secara terbuka, tetapi tetap memiliki preferensi yang kuat.
Pengaruh mereka terhadap hasil pemilu bisa sangat signifikan, terutama dalam kondisi di mana hasilnya diprediksi akan ketat. Memahami keberadaan dan perilaku "silent majority" menjadi kunci bagi para kandidat dan tim kampanye untuk merancang strategi yang efektif dan mampu merangkul seluruh lapisan masyarakat.