Kasus DBD di RSUD Tais Tembus 372 Pasien
Direktur RSUD Tais, dr. Evaroida Siahaan, MM--Zulkarnain/rb
BACA JUGA:Hadapi Pilkada, Paslon Teddy-Gustianto Klaim Miliki 5.000 Anggota Tim Pemenangan
Faktor kebersihan lingkungan juga kerap mendukung kehidupan nyamuk, jika lingkungan kotor maka nyamuk akan betah, terlebih lagi ada genangan air dimana jentik nyamuk bisa berkembang menjadi nyamuk,”papar Direktur.
Lebih rinci, dari total 372 pasien dengan penyakit DBD di RSUD Tais.
Khusus rincian sejak Mei hingga September, yakni Mei 28 kasus, Juni 44 kasus, Juli 32 kasus, Agustus 30 kasus, September 7 kasus.
Untuk jenis kelamin pasiennya tidak ada perbedaan signifikan, baik perempuan maupun laki laki hampir sama banyaknya.
BACA JUGA:0736 Culture Kenalkan Brand Baju Budaya Bengkulu
Dalam kesempatan ini pula, Direktur RSUD Tais memberitau kepada warga Kabupatan Seluma, bahwa penyakit DBD tidaklah menular sama sekali.
Penyakit DBD berbeda dengan halnya kasus HIV, AIDS, Covid-19, TBC, influenza serta penyakit lainnya, karena penyakit tersebut apabila berkontak fisik akan menular.
Sedangkan DBD tidak demikian, penyakit DBD bisa ditularkan hanya melalui vector, dalam hal ini nyamuk aedes aegypti.
Jika ada pasien terjangkit DBD kemudian nyamuk tersebut menggigit ke tubuh manusia lainnya, maka penyakit DBD akan masuk ke tubuh tersebut.
BACA JUGA:Agung Toyota Resmi Hadirkan New Fortuner 2024 di Bengkulu
Sebagai bentuk pencegahan, sebaiknya kenali gejala awal DBD, yakni panas tinggi secara berkala sejak 2 hingga 7 hari.
Nyeri sendi, otot, diare dan sakit perut di ulu hati.
Selain itu ada bintik merah di kulit, disertai muntah, mimisan dan gusi berdarah.
Jika gejala tersebut muncul, lakukanlah pertolongan pertama sebelum ke dokter, yakni dengan cara minum air putih sebanyak mungkin, turunkan panas dengan obat dan kompres air dingin, lalu makan makanan bergizi dengan jumlah yang banyak.