Angka Stunting di Bengkulu Tengah Turun Signifikan
Kepala Dinkes Bengkulu Tengah, Barti Hasibuan, SKM.-foto: jeri/koranrb.id-
BENTENG, KORANRB.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Tengah dalam 2 tahun terakhir mengencarkan penurunan angka stunting di Kabupaten Bengkulu Tengah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) saat ini upaya menurunkan angka stunting sudah membuahkan hasil.
Kepala Dinkes Bengkulu Tengah, Barti Hasibuan, SKM menjelaskan angka stunting sudah turun signifikan. Bahkan menurunnya angka stunting yang sangat signifikan terjadi dalam 2 bulan terakhir.
Dari hasil timbang dan ukur yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada bulan Juni 2024, anak Balita yang terindikasi stunting di wilayah Kabupaten Benteng berjumlah sebanyak 380 balita.
Setelah dilakukan intervensi atau upaya penanganan, jumlah anak yang terindikasi stunting mengalami penurunan derastis pada bulan Agustus 2024.
BACA JUGA:PPITTNI Gelar Zikir Akbar Wilayah Provinsi Bengkulu, Satu Komando Menjemput Takdir Indonesia Emas
BACA JUGA:Genjot Investasi di Bengkulu, Pemprov Beri Kemudahan Bagi Perusahaan
"Dari pendataan yang kmtim kesehatan lakukan, angka stunting berkurang sebanyak 60 orang. Dari 380 anak stunting, hanya menyisakan 320 saja. 60 anak lainnya sudah tidak berstatus stuntin lagi,” ungkapnya.
Dinkes Bengkulu Tengah juga sudah melaksanakan berbagai upaya untuk menekan angka stunting. Diantaranya, memberikan edukasi kepada para orang tua agar dapat melaksanakan pola asuh anak dengan baik.
Meskipun kasus stunting saat ini sudah turun, namun Dinkes tak menurunkan usaha dalam menurunkan kasus stunting. Dinkes masih menggencarkan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada seluruh anak yang terindikasi stunting.
Bahkan PMT lokal atau makanan bergizi dari wilayah setempat dilakukan oleh seluruh Puskesmas melalui Kader Posyando.
BACA JUGA:TNI Tetap Bersinergi Wujudkan Bengkulu Maju dan Hebat
Secara teknis, pembuatan, pengantaran dan pengawasan PMT lokal kepada anak-anak dilakukan oleh Kader Posyandu.
"Setiap hari kita berikan makanan bergizi bagi Balita yang kurang gizi, termasuk juga anak-anak yang memiliki penyakit penyerta. Disamping itu, juga ada kegiatan PMT dari Pemerintah Desa," tegasnya.