Minta Adakan Festival Tunas Bahasa Ibu Setiap Tahun, Revitalisasi Bahasa Rejang dan Lembak
ANTUSIAS: Bersemangat mengikuti festival tunas bahasa ibu dalam rangka revitasliasi bahasa daerah Bengkulu Tengah, Kamis 24 Oktober 2024.--Foto: Jeri Yasprianto.Koranrb.Id
BENTENG,KORANRB.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bengkulu Tengah, Kamis 24 November 2024 menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu.
Kegiatan ini merupakan revitalisasi Bahasa Daerah tingkat SD se-Kabupaten Bengkulu Tengah. Khusus bahasa rejang dan lembak.
Dalam festival Tunas Bahasa Ibu, Disdikbud melaksanakan kegiatan perlombaan, membaca puisi, pidato dan mendongeng dengan menggunakan bahasa lembak atau bahas rejang.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bengkulu Tengah, Drs. Hendri Donal, SH, MH menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dinas Dikbud yang telah menggelar kegiatan yang sangat bagus ini.
BACA JUGA:Tidak Capai Target, 3 Kelurahan Gagal Terima DAU 100 Persen
BACA JUGA:TPG 700 Guru Dibayar Bulan Ini, 700 Guru Lainnya Awal November
Bahkan Pj Bupati meminta kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan tahun ini saja, harus rutin setiap tahunnya. Meminta Dinas Dikbud selalu mengalokasikan anggaran untuk kegiatan ini.
“Kegiatan seperti ini sangat bagus dan harus dilaksanakan setiap tahunnya. Banyak manfaat dan tujuan dari kegiatan ini, salah satunya untuk melestarikan bahasa asli Bengkulu Tengah yakni bahasa rejang dan lembak,” ungkap Hendri Donal.
Tak hanya bahasa ibu, melalui kegiatan ini juga bisa melestarikan budaya asli lainnya yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah. Salah satunya seni sarapal anam.
Pj Sekda sangat kagum di saat anak-anak SD bisa pandai dan terampil dalam memainkan sarapal anam.
BACA JUGA:Semaku Benteng Dilantik, Deklarasi Dukung RT dan Romer Pilkada Serentak 2024
BACA JUGA:Bank Bengkulu Raih The Finance Award, The Best Peforming Bank 2024
Pada kegiatan kali ini, sarapal anam dipakai saat menyambut tamu. Di tahun depan berharap sarapal anam ini bisa diperlombakan oleh Dinas Dikbud.
“Sudah seharusnya kita melestarikan budaya kepada anak-anak atau penerus kita kedepannya. Jangan sampai budaya yang telah ada sejak lama semakin lama semakin tergerus apalagi sampai hilang. Makanya melalui kegiatan revitalisasi ini kita lestarikan budaya kita kepada anak-anak,” pungkasnya.