Bengkulu Punya Potensi Besar Bangun PLTB, Ini Penjelasannya
PAPARKAN: Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis RI, Dr. M Idris F. Sihite SH, MH saat memaparkan materi dihadapan mahasiswa FH Unib, kemarin.--ABDI/RB
BENGKULU, KORANRB.ID – Staf ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Perencanaan Strategis Republik Indonesia (RI) menyebutkan, wilayah Bengkulu memiliki potensi membangun tenaga listrik tenaga angin/bayu (PLTB).
Hal itu terungkap saat, Fakultas Hukum (FH) Universitas Bengkulu menggelar kelas praktisi mengajar hukum kebijakan publik, hukum konservasi sumberdaya alam dan pertambangan.
Diketahui, acara tersebut berjalan menarik dan dihadiri birokrat FH Unib serta mahasiswa di ruangan Internasional 1, Lab Moot Court FH Unib, Selasa, 12 November 2024.
Diungkapkan, Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis, Dr. M Idris F. Sihite SH, MH, ternyata Bengkulu masuk wilayah dengan tangkapan angin yang besar.
BACA JUGA:Harimau Masih Berkeliaran, Ancam Keselamatan Siswa Saat Sekolah
Sehingga, dengan demikian Bengkulu sangat cocok dibangun perusahaan listrik tenaga angin sebagai sumber energi alternatif yang menekan emisi karbon.
“Ternyata Bengkulu, wilayah yang memiliki potensi tangkapan angin dan bisa didirikan pembangkit listrik tenaga angin,” sampai Idris di hadapan mahasiswa FH Unib.
Lebih jauh, Idris menerangkan, bahwa Bengkulu tidak hanya memilki potensi, melainkan Bengkulu juga merupakan tempat terbaik terkait potensi pembangkit listrik tenaga angina tau PLTB tersebut.
“Potensinya sangat unggul dibandingkan daerah lainnya,” terang Idris.
BACA JUGA:Sidang Tuntutan Oknum Guru PNS Terdakwa Asusila Ditunda
Lebih lanjut, saat ini transisi energi menjadi fokus pihaknya. Dimana, transisi itu meliputi pemanfaatkan energi baik dalam membangun.
“Transisi energi ini, menjadi fokus kita. Maka ini kami teruskan ke daerah-daerah, dan kita harus dukung,” ungkap Idris.
Dengan demikian, Idris mengatakan, pihaknya sangat terbuka menerima kritikan dan masukkan terkait kegiatan dan fokus ESDM RI.
Terutama, kritikan dan masukkan dari mahasiswa termasuk mahasiswa Provinsi Bengkulu itu sendiri.