Musim Hujan, Pelaku Usaha Ikan Kering di Kota Bengkulu Merugi
JEMUR: Terlihat hamparan ikan yang sedang dijemur untuk di olah menjadi ikan kering tawar dan asin yang berada di Kelurahan Pondok Besi pada Selasa 10 Desember 2024 siang.--RENO/RB
BENGKULU, KORANRB.ID – Pelaku usaha pengolahan ikan kering di Kota Bengkulu mengaku merugi akibatan cuaca ekstrem yang saat ini sedang berlangsung.
Salah satu toke pengolahan ikan kering di Kelurahan Pondok Besi, Eko Agusrianto menjelaskan, curah hujan yang sering terjadi tentunya mengganggu proses pengolahan dan penjemuran ikan.
Sehingga mengakibatkan penurunan kualitas dan mengalami kerugian yang signifikan.
“Intesitas hujan yang sering terjadi akhir-akhir ini tentunya menghabat proses pengolahan dan penjemuran, jadi kualitas dari ikan kering tawar dan asin tentunya berkurang,” ujarnya.
BACA JUGA:Program Perhutanan Sosial Berlanjut, 5 Desa Jalin Kerja Sama dengan AEP
Eko menjelaskan untuk proses penjemuran ikan yang biasanya selesai dalam 1 hari, namun dalam kondisi saat ini membutuhkan waktu 2 hingga 3 hari.
Hal tersebut berdampak pada kualitas ikan yang menurun dan bahkan banyak ikan yang rusak serta menjadi bubur sehingga tidak dapat dijual.
Adapun kendala lainnya seperti tingginya harga jual ikan dari nelayan yang disebabkan oleh badai dan gelombang air laut yang tinggi.
Kemudian ikan yang berhasil diolah juga sulit dijual secara local. Karena harga jual yang tidak sesuai dengan kemampuan pasar.
BACA JUGA:Operasi Pasar Murah Jangkau Setiap Kelurahan
“Ombak sekarangkan tinggi, jadi para nelayan banyak yang tidak melaut.
Ada yang melaut tapi harganya mahal hasil tangkapannya sedikit, 3 kapal saja baru 50 Kg,” kata Eko.
Akibatnya produksi ikan yang biasanya mencapai 200 hingga 300 Kg/hari kini hanya mampu menghasilkan sekitar 50 Kg/hari.
Tentunya hal tersebut menyebabkan omzet bulanan yang biasanya mencapai Rp70 juta hingga Rp80 juta turun drastis hingga hanya Rp40 juta saja.