Laporan Khusus: Rugi Besar Pelabuhan Pulau Baai Dangkal

Permasalahan sedimentasi alur Pelabuhan Pulau Baai yang belum diselesaikan membuat aktivitas terhenti.--reno/rb
KORANRB.ID – Penantian revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai belum menemukan kepastian.
Bengkulu rugi besar. Kerugian terbesar dialami perusahaan tambang batu bara dan kelapa sawit.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Provinsi Bengkulu, Fahmi, SH menjabarkan bahwa pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai memberikan dampak nyata terhadap aktivitas Crude Palm Oil (CPO).
“Untuk pendangkalan alur otomatis terdampak pada aktivitas CPO,” kata Fahmi.
BACA JUGA:Bupati Rachmat: Kendala Biaya Hubungi Saya
BACA JUGA:Cari Celah Kebocoran PAD, Panja PAD DPRD Seluma Sidak PT SBIM
Ia menyebutkan dampak pendangkalan alur tersebut mengakibatkan kerugian hingga ratusan miliar, terutama bagi Perusaan Kelapa Sawit (PKS) nonkebun atau tidak memiliki perkebunan kelapa sawit.
Sebab bagi PKS nonkebun tersebut sudah memiliki kontrak untuk mendistibusikan CPO keluar Provinsi Bengkulu mengunakan Pelabuhan Pulau Baai.
“Dampak bagi PKS nonkebun itu sangat luar biasa, sehingga kapal tengki untuk CPO tidak bisa lewat dan penjualan mereka mandek, dan menimbulkan kerugian yang cukup besar hingga ratusan miliar,” terangnya.
Fahmi menyebutkan kerugian tersebut akan terus bertambah seiring dengan lambatnya proses revitalisasi pelabuhan yang akan dilakukan.
BACA JUGA:Kuasa Hukum Suryatati-Ii Sumirat Minta MK Batalkan Keputusan KPU Hasil PSU
BACA JUGA:Pengaturan Produk Halal Wujud Komitmen Kembangkan Ekonomi Syariah
Di sisi lain, Fahmi menyebutkan untuk keanggotaan Gapki sendiri yang notaben perusahaan yang memiliki kebun, tidak merasakan dampak yang signifikan sebab penjualan kelapa sawit bisa dilakukan menggunakan jalur darat seperti ke Sumatera Barat.
“Bagi PKS yang memiliki kebun tidak merasakan dampak yang cukup signifikat karena masih ada opsi menggunakan jalur darat seperti PKS yang berada di Kabupaten Mukomuko yang mengoper ke Sumatera Barat,” terangnya.