Laporan Khusus: Rugi Besar Pelabuhan Pulau Baai Dangkal

Permasalahan sedimentasi alur Pelabuhan Pulau Baai yang belum diselesaikan membuat aktivitas terhenti.--reno/rb
Kendati demikian, Fahmi menyebutkan pendangkalan alur menimbulkan kerugian materil dan nonmateril, hampir seluruh aktivitas terhambat karenanya, untuk itu ia terus mendorong agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu selalu memperhatikan kinerja dari PT Pelindo agar teguh pada komitmenya dalam revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai.
Kerugian tersebut tidak hanya terjadi di sektor kelapa sawit saja, sebab aktivitas tambang batu bara saat ini tengah mengalami mati suri, sebab puluhan tambang batubara yang ada di Provinsi Bengkulu sama sekali tidak dapat beroprasi.
BACA JUGA:Lahan PT. TUM Akan Dijadikan Agrowisata Kampung Kopi Kepahiang
BACA JUGA:Tingkatkan Produksi dan Perluasan Ekspor, Wamendag Resmikan Pabrik Pendingin Udara
Hal tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Pertambangan Batu Bara (APBB) Bengkulu, Sutarman. Ia menyebutkan dampak yang ditimbulkan akibat pendangkalan alur pelabuhan tidak hanya berakibat pada lalu lintas logistik saja, melaikan permasalahan yang lebih luas dan begitu kompleks.
“Semua tambang tutup, karena nggak mampu, tidak ada cash flow, karena barang tidak bisa dijual mau tidak mau tutup,” ungkap Sutarman kepada RB. Jumat 9 Mei 2025.
Ia menyebutkan bahwa sejak pendangkalan yang terjadi, puluhan tambang yang ada di Provinsi Bengkulu terhenti aktivitasnya sementara, dan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan.
Ia menyebutkan setidaknya dalam 1 tambang, memiliki 400 pekerja, sementara untuk di Provinsi Bengkulu memiliki puluhan titik tambang yang semuanya saat ini terhenti akibat pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai.
“1 tambang itu setidaknya ada 400, ini udah puluhan tambang,” sambungnya.
BACA JUGA:Tingkatkan Produksi dan Perluasan Ekspor, Wamendag Resmikan Pabrik Pendingin Udara
BACA JUGA:Sita Aset Tersangka Tipikor Setwan Kepahiang, Ungkap Aliran Dana Korupsi 2021-2023 Sampai Tuntas
Selain itu, nilai ratusan miliar yang berasal dari batu bara terhenti tidak bisa bergerak akibat tidak dapat keluarnya kapal tongkang akibat pendangkalan alur yang terjadi.
“Tidak mungkin, resikonya terlalu berat jika mengandalkan jalur darat, karena yang paling dekat kebutuhannya di daerah Cirebon, tidak ada kawan-kawan tambang yang mengambil opsi itu,” terang Sutarman.
Tidak hanya berfokus pada pendangkalan alur yang terjadi, Sutarman menjelaskan bahwa ada 3 permasalahan yang sebenarnya terjadi pada Pelabuhan Pulau Baai, seperti tanggul yang jebol yang juga mengundang pasir mengalir masuk, fasilitas darat berupa konveyor yang sudah rusak, dan pendangkalan alur itu sendiri.
“Jadi saya sampaikan ada yang luput dari permasalahan, seperti tanggung yang jebol, kemudian fasilitas darat dalam hal ini konveyor, sama suporting darat seperti jalan, tempat penumpukan, traking antar stokpile itu yang menjadi isu dan satu paket,” terangnya.