Ngorok Serang Kerbau, Distan Mukomuko Minta Pemilik Ternak Kooperaktif

PENYAKIT NGOROK: Pemilik ternak menemukan kerbaunya sudah tidak bernyawa.--Foto: Istimewarga.Koranrb.Id
MUKOMUKO,KORANRB.ID – Penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) yang menyerang ternak kerbau di Kabupaten Mukomuko, hingga saat ini belum sepenuhnya teratasi.
Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko mendesak para pemilik ternak untuk segera mengandangkan ternaknya. Juga proaktif melaporkan jika hewan ternak mereka terjangkit agar bisa segera diberikan pengobatan yang tepat.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Kabupaten Mukomuko, drh. Diana Nurwahyuni mengatakan pentingnya respons cepat dalam mengatasi wabah ngorok, sebab jika tidak segera mendapat pertolongan ternak yang terinfeksi pasti mati.
“Jika ternak terjangkit, segera kandangkan dan hubungi kami untuk mendapatkan perawatan medis. Sedangkan hewan ternak yang belum dikandangkan khusunya kerbau segera kandangkan sebelum terlambat untuk di vaksinasi,” kata Diana.
BACA JUGA:Musrenbang RPJMD Kota Bengkulu Dihadiri Gubernur, Momen Satukan Visi Pembangunan Kota dan Provinsi
BACA JUGA:Satu JCH Asal Bengkulu Selatan Wafat di Madinah, Dimakamkan di Baqi
Meski petugas peternakan dan kesehatan hewan sudah bergerak cepat sejak awal wabah menyerang, fakta di lapangan masih ada juga masyarakat yang tidak tahu atas apa yang telah dilakukan tim medis. Menyudutkan pemerintah daerah yang dianggap minim aksi nyata.
“Kami sudah sejak awal mengingatkan agar ternak dikandangkan. Namun sebagian besar masyarakat tidak mengindahkan imbauan kami. Sekarang malah menyalahkan kami karena belum turun ke lapangan,” tukas Diana.
Diana menjelaskan, dalam pengobatan penyakit ngorok Distan memang menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang ada. Serta lokasi kejadian yang tersebar di wilayah yang cukup jauh dari puskeswan.
Padahal proses pengobatan memerlukan waktu, karena antibiotik harus disuntikkan selama 3 hingga 5 hari berturut-turut untuk ternak yang positing terinfeksi SE.
“Wabah ini hanya melanda Kecamatan Ipuh dan Kecamatan Teramang Jaya, tidak menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko. Sebagian besar ternak yang sudah dikandangkan di 2 kecamatan tersebut sudah divaksinasi,” jelasnya.
Diana menceritakan, wabah ini pertama kali didapati pada kerbau di Kabupaten Bengkulu Selatan. Sebelum menyebar ke Kabupaten Mukomuko, Kepala Distan Mukomuko langsung meminta bantuan vaksin dari Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu.
Kemudian diberikanlah 1.200 dosis vaksin untuk mencegah wabah semakin meluas. Saat itu Kabupaten Mukomuko belum terdampak secara signifikan.
Meski vaksin telah tersedia di 3 Puskeswan di Mukomuko, upaya vaksinasi terkendala oleh kurangnya respon dari para peternak.