Ngorok Serang Kerbau, Distan Mukomuko Minta Pemilik Ternak Kooperaktif

PENYAKIT NGOROK: Pemilik ternak menemukan kerbaunya sudah tidak bernyawa.--Foto: Istimewarga.Koranrb.Id

“Kami sudah mengirim surat ke desa-desa, mengimbau peternak untuk segera mengumpulkan ternak mereka agar divaksinasi. Sayangnya, tanggapan dari peternak sangat minim. Kini mereka malah menyalahkan kami karena dianggap tidak bergerak cepat,” beber Diana.

Ditambahkan Diana, pada akhir April lalu, laporan dari warga Desa Pernyah, Kecamatan Teramang Jaya, menyebutkan banyaknya kerbau yang mati secara mendadak. 

BACA JUGA:Daya Tampung Sekolah Negeri 8.572 Siswa: Disdikbud Upayakan Sebaran Siswa Merata

BACA JUGA: Bengkulu Utara Akan Bentuk Satgas Anti Premanisme

Tim medis segera turun ke lapangan untuk menyelidiki penyebab kematian tersebut dan mengambil sampel dari ternak yang sakit. 

Hasil laboratorium dari BVet Lampung mengonfirmasi bahwa ternak tersebut positif terjangkit penyakit SE.

“Karena wabah sudah meluas, kami tidak bisa lagi melakukan vaksinasi saat itu. Namun, kami terus melakukan vaksinasi terhadap kerbau yang belum terjangkit,” tambah Diana.

Untuk itu Distan Kabupaten Mukomuko mengimbau agar para peternak lebih proaktif dalam melaporkan jika ternak mereka menunjukkan gejala penyakit ngorok.

Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran wabah ini lebih jauh.

“Kami berharap masyarakat bisa bekerja sama dengan kami. Pencegahan lebih efektif daripada pengobatan. Jangan tunggu hingga wabah semakin parah,” pungkasnya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan