Keselamatan Laut Masih Jadi PR, 7 Nyawa Melayang dalam 6 Bulan di Perairan Bengkulu

DEPAN: Nampak Kantor Basarnas Bengkulu yang berada di Jalan Soeprapto Dalam No.10, Kelurahan Betungan, Kecamatan Selebar. OKI IBRIANSYAH/RB --
KORANRB.ID – Dalam kurun waktu enam bulan pertama tahun 2025, sebanyak tujuh operasi penyelamatan telah digelar menyusul insiden kecelakaan kapal di wilayah perairan Provinsi Bengkulu.
Dari serangkaian insiden tersebut, 201 orang berhasil diselamatkan, sementara tujuh lainnya dinyatakan meninggal dunia.
Catatan ini mengungkap fakta bahwa keselamatan pelayaran di perairan Bengkulu masih menyisakan banyak pekerjaan rumah.
Kondisi tersebut memerlukan perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari otoritas pemerintah, pelaku usaha pelayaran, hingga masyarakat pesisir.
BACA JUGA:Proses Sertifikasi Lahan Puncak Mall Terganjal, Belum Diakomodi BPN
BACA JUGA: DKP Dorong Sertifikasi Halal Produk Ikan Kering di Kota Bengkulu
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bengkulu, Muslikun Sodik, S.KM, menyampaikan bahwa dalam setiap proses evakuasi dan penyelamatan, keterlibatan lintas unsur sangat krusial.
Tim gabungan terdiri dari Basarnas, nelayan setempat, TNI-Polri, serta relawan SAR bahu membahu dalam aksi-aksi penyelamatan tersebut.
“Setiap nyawa sangat berharga. Upaya penyelamatan akan terus dilakukan sebaik mungkin,” ujarnya.
Meski keberhasilan menyelamatkan lebih dari dua ratus jiwa patut diapresiasi, namun frekuensi kejadian kecelakaan tetap menjadi sorotan.
BACA JUGA:Masih Minim, CSR Perusahaan di Kepahiang Jadi Sorotan
BACA JUGA: Lapangan Golf Merah Putih Diresmikan, Jadi Ikon Baru Sport Tourism Bengkulu
Pemerintah daerah dan instansi terkait dinilai perlu meningkatkan edukasi keselamatan laut bagi masyarakat, termasuk sosialisasi intensif tentang standar pelayaran dan kewaspadaan terhadap cuaca buruk.
Ironisnya, di tengah tingginya risiko di laut, Basarnas Bengkulu belum memiliki dermaga sendiri.