Sejarah Masjid Agung Arga Makmur, Pernah Dipindah di Era Presiden Soeharto

Sejarah pembangunan Masjid Agung Baitul Makmur di Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara. (FOTO: Shandy/KORANRB.ID)--

BENGKULU UTARA, KORANRB.ID – Bagi anda yang pernah berkunjung ke Argamakmur, belum puas rasanya bila belum berkunjung ke Masjid Agung Baitul Makmur. Masjid Agung Baitul Makmur atau yang lebih dikenal masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara sebagai Masjid Agung Arga Makmur merupakan masjid kebanggaan masyarakat Bengkulu Utara.

Masjid ini merupakan masjid terbesar di Bengkulu Utara dimana pemerintah ikut dalam mengelola pembangunannya.  Masjid ini terletak di Jl KH Ahmad Dahlan Kelurahan Gunung Alam Arga Makmur. Lokasinyapun cukup strategis hanya sekitar 200 Meter dari Bundaran yang menjadi pusat Kota Arga Makmur dan berada persis di jalur lintas Arga Makmur – Bengkulu.

BACA JUGA:Masjid Agung Sultan Abdullah

Masjid Agung Arga Makmur juga seperti pintu masuk saat anda masuk ke pusat Kota Arga Makmur yang menyambut masyarakat saat akan masuk ke pusat Kota Arga Makmur. Namun tahukah anda juga lokasi Masjid Agung Baitul Makmur sebenarnya bukan di lokasi saat ini, Masjid ini sudah berdiri sejak tahun 1980. 

Lokasinya saat itu di lokasi Bundaran Arga Makmur saat ini atau sekitar 200 Meter dari lokasi saat ini Masjid Agung Arga Makmur berdiri megah. Tahun 1988, kebijakan pembangunan pemerintahan Presiden Soeharto membuat Masjid Agung Arga Makmur harus pindah ke lokasi saat ini.

BACA JUGA:BKM Harus Makmurkan Masjid

Pemindahan ini sempat terjadi pro dan kontra terutama dari tokoh-tokoh agama di Bengkulu Utara, saat itu Masjid Agung Arga Makmur juga belum berstatus Masjid Agung. Namanya masih Masjid Jamik dan dibangun swadaya masyarakat, bisa dibayangkan jika bangunan tersebut tentunya sangat sederhana. 

Saat itu, lokasi Masjid Jamik masuk dalam peta pembangunan taman oleh pemerintah pusat, saat ini taman yang dibangun tersebut bisa dilihat sebagai bundaran Arga Makmur. Setelah melakukan berbagai pembahasan, akhirnya tokoh-tokoh masyarakat dan adat di Kota Arga Makmur menyetujui pemindahan tersebut.

BACA JUGA:Sejarah Pembangunan Masjid Agung Mukomuko, Ternyata Pernah Berganti Nama

Pemerintah juga ikut membantu pembangunan Masjid yang akhirnya berubah menjadi Masjid Agung Baitul Makmur tersebut melalui dana pemerintah. Pemerintah pusat saat itu langsung membuat miniatur Masjid Agung Arga Makmur, bahkan prasasti peresmian Masjid Agung yang dibangun pemerintah juga langsung ditandatangani Presiden Soeharto saat itu.

Saat itu bangunan Masjid Agung sendiri masih terbilang sangat kecil dan hanya dapat menampung sekitar 300 jemaah. Maklum, saat itu penduduk Arga Makmur masih sangat sepi, bahkan sekitar kawasan Masjid juga masih banyak terdapat pohon-pohon besar. 

BACA JUGA:Peduli Palestina, Ajak Warga Salat Gaib di Seluruh Masjid

Bahkan tak sedikit hewan-hewan buas masih berkeliaran di Arga Makmur yang dikenal masih banyak kawasan semak belukar. Selain jumlah penduduk yang juga belum sepadat sekarang, akses jalan menuju Kota Arga Makmur juga masih sulit dijangkau dan sebagian besar jalan masih tanah yang sulit dilintasi. 

Seiring dengan kemajuan zaman, apalagi memasuki zaman Reformasi dan otonomi daerah, pembangunanMasjid Agung Arga Makmur juga mulai dilakukan bertahap. Pembangunan dilakukan diantaranya dengan menambah kawasan pelataran dengan beton sehingga bagian pelataran juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat ibadah selain kawasan dalam masjid juga sudah mulai dilebarkan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan