Sejarah Masjid Jamik Bengkulu, Dibangun Pejuang Tahun 1828 dan Direnovasi Oleh Soekarno
Masjid Jamik Bengkulu yang dibangun tahun 1828 ini sempat direnovasi oleh Presiden RI Pertama yakni Ir. Soekarno. Saat ini masjid Jamik ini sudah menjadi cagar budaya. (FOTO: Fiki Susadi/KORANRB.ID)--
Masjid Jamik di Kota Bengkulu memiliki sejarah yang kaya dan nilai budaya yang mendalam, mencerminkan warisan Islam yang kaya di Indonesia. Dibangun pada abad ke-19, masjid ini menjadi pusat spiritual dan kehidupan masyarakat sekitarnya.
Sejarah Masjid Jamik Kota Bengkulu
Masjid Jamik Bengkulu didirikan pada tahun 1828 oleh Raja Engku Haji Muhammad Saleh, yang merupakan seorang pemimpin dan pejuang yang berpengaruh di wilayah tersebut. Pembangunan masjid ini menandai kehadiran Islam yang semakin mengakar di Bengkulu pada masa itu.
BACA JUGA:2024, Alokasi Honor Imam Masjid Bertambah
Nama "Jamik" sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti "mengumpulkan", mencerminkan peran masjid sebagai tempat berkumpul dan beribadah bagi umat Islam di daerah tersebut. Seiring berjalannya waktu, Masjid Jamik mengalami beberapa renovasi dan pemugaran untuk menjaga keindahan arsitektur serta memperluas kapasitasnya.
Meskipun telah mengalami perubahan, Masjid Jamik Bengkulu ini tetap mempertahankan ciri khas arsitektur Melayu yang klasik dan elegan. Arsitektur Masjid Jamik Masjid Jamik Kota Bengkulu menampilkan arsitektur yang memukau, dengan paduan elemen-elemen Melayu, Arab, dan Eropa. Dinding masjid dihiasi dengan ukiran khas Melayu, sementara kubah dan menara mencerminkan pengaruh arsitektur Arab.
BACA JUGA:Masuk Musim Politik, Pengurus BKM Dikukuhkan, Jaga Masjid dari Politik
Keunikan arsitektur ini membuat Masjid Jamik menjadi daya tarik tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai situs bersejarah dan budaya.
Nilai Budaya Masjid Jamik
Keberagaman Budaya, Masjid Jamik Bengkulu mencerminkan keberagaman budaya di Bengkulu, dengan memadukan elemen-elemen dari berbagai tradisi. Ini menciptakan identitas unik yang mewakili toleransi dan harmoni antarbudaya di daerah tersebut.
Pendidikan dan Penelitian, Masjid Jamik juga berperan sebagai pusat pendidikan dan penelitian. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini menyediakan ruang untuk kegiatan pembelajaran agama, kajian Islam, dan penelitian keislaman. Pusat Kegiatan Sosial, Masjid Jamik aktif dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial, seperti bakti sosial, pemberian beasiswa, dan program-program kemanusiaan.
BACA JUGA:Masjid Agung Sultan Abdullah
Hal ini mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap masyarakat yang menjadi bagian integral dari ajaran Islam. Preservasi Warisan Budaya, Masjid Jamik berperan sebagai penjaga dan pemelihara warisan budaya. Melalui pemugaran dan pelestarian, masjid ini menjaga keaslian dan keindahan arsitekturnya, sehingga generasi mendatang dapat tetap menghargai sejarah dan kebudayaan yang terkandung di dalamnya.
Peran Masjid Jamik dalam Pembangunan Masyarakat. Masjid Jamik bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan yang mendukung pembangunan masyarakat. Melalui program-program sosial, pendidikan, dan kemanusiaan, masjid ini berusaha membawa manfaat positif bagi masyarakat sekitar. Pendidikan agama, pelatihan keterampilan, dan bantuan sosial adalah beberapa inisiatif yang diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peninggalan Keislaman yang Abadi