Tekan Inflasi, Rp500 Juta untuk Pasar Murah

PENDATAAN: Tim dari Disperindag Kota Bengkulu sedang melakukan pendataan harga barang pokok di pasar.--ALVIN/RB

BENGKULU, KORANRB.ID – Untuk mengendalikan laju inflasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu akan menggelar pasar murah awal Februari nanti.

Sudah disiapkan anggaran Rp500 juta untuk mendukung kegiatan tersebut. Sampai saat ini, Inflasi Kota Bengkulu di angka 3 persen. Penyebab utamanya adalah kenaikan harga bahan pokok.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, Drs. Bujang HR menyebutkan saat ini sudah melakukan kordinasi tentang persiapan yang perlu dilakukan untuk menggelar pasar murah tersebut.

Pasar murah ini penting dilakukan.  Meskipun inflasi di Kota Bengkulu masih di bawah nasional. Selain itu perlu ada upaya mitigasi agar angka inflasi tetap terjaga.

BACA JUGA:Liga Voli Provinsi Bengkulu, Rebut Total Hadiah Rp100 Juta

“Penting sekali dijaga, karena angka tersebut akan bertambah bila tidak ada penanganan yang terlambat,” sebut Bujang.

Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan  instruksi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang berharap pemerintah kabupaten/kota untuk gencar melaksanakan pasar murah.

“Intruksi dari Mendagri juga agar setiap pemerintah daerah menggelar pasar murah, dan ini sudah kita lakukan rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID),” ungkap Bujang.

BACA JUGA:Lahan Persawahan Terdampak Kolam Retensi, Eko: Harus Diganti Lahan Baru

Pemkot Bengkulu juga akan bekerja sama dengan BI,  Bulog, BUMD, distributor dan juga kelompok tani yang berperan sebagai penyedian barang dan jasa untuk kegiatan pasar murah.

“Kita gandeng semua, karena ini sebagai giat TPID, jadi semua akan berperan. Di mana Pemkot berupaya menghadirkan barang pokok agar bisa dijangkau masyarakat dengan harga yang murah,” ujar Bujang.

Sementara itu, warga Keluarahan Panorama, Ira Rahmawati menyebutkan, pasar murah ini perlu dilakukan karena saat ini, harga bahan pokok cenderung naik.

“Harapannya ada pasar murah, karena kalau bali saat ini, harganya tinggi, dan barang juga sulit didapat,” tutupnya.(dna)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan