Baru 16 CJH Lakukan Pelunasan, Kuota Haji Berpeluang Naik 100 Persen

BELA/RB KONSULTASI: Dua orang Calon Jamaah Haji (CJH) Bengkulu sedang menghadap kepada ketua tim haji Kantor Wilayah (Kanwil) Kemeneterian Agama (Kemenag) Provinsi Bengkulu untuk berkonsultasi.--bella/rb

Sementara itu, Ketua Tim Pendaftaran dan Dokumen Haji Reguler Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, H. Allazi, SE, kendala yang dialami Bengkulu juga merupakan kendala yang terjadi secara nasional. Penginputan istitha'ah kesehatan tersebut, disesuaikan dan diintegrasikan dengan ketentuan yang ada di Siskohat. "Ketika dilakukan penginputan oleh tenaga medis nanti, harus memenuhi standar istitha'ah kesehatan baru dia boleh melakukan pelunasan," ujar Allazi.

Meskipun begitu, pihaknya optimis hingga penutupan pelunasan tahap pertama yakni 12 Februari nanti, proses pelunasan rampung. Dalam waktu dekat, pihak Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dikatakannya juga akan melakukan pembahasan penyebab dari sistem yang terkendala tersebut. 

"Kami masih optimis karena waktu pelunasan ini sampai tanggal 12 Februari. Berarti ada waktu satu bulan lagi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini proses pelunasan pertama bisa diikuti oleh seluruh CJH di Provinsi Bengkulu dan dapat berjalan dengan lancar," tutupnya.

BACA JUGA:Haji, Kemenag Buka Usulan Jemaah Pendamping

Kuota Haji Berpeluang Naik 100 Persen

Batas kebijakan Vision 2030 Arab Saudi semakin dekat. Salah satu item dalam Vison 2030 Arab Saudi itu adalah peningkatan jumah jemaah haji secara signifikan. Imbasnya kuota haji dari negara-negara pengirim, termasuk dari Indonesia, juga akan meningkay tajam. 

Potensi kenaikan kuota haji secara global itu, jadi salah satu bahasan pertemuan pimpinan Badan Pelaksanaan BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jakarta kemarin (17/1). Ketua Badan Pelaksanaan BPKH Fadlul Imansyah mengatakan dalam Vison 2030 itu, Saudi menargetkan total jemaah haji sebanyak 4,5 juta jemaah. 

BACA JUGA:Kuota Petugas Haji Indonesia 4.400 Orang

Jumlah tersebut jauh melebihi kuota haji 2023 lalu. Laporan dari otoritas Arab Saudi menyebutkan, total jemaah haji tahun lalu sebanyak 1,8 jutaan jemaah. Di mana sebanyak 1,6 jutaan jemaah haji berasal dari luar negara Arab Saudi. "(Vision 2030 Arab Saudi) ini akan berakibat pada peningkatan kuota di seluruh negara, termasuk Indonesia," kata Fadlul. 

Dia menjelaskan pada haji 2024 ini, Indonesia mendapatkan kuota tetap sebanyak 221 ribu jemaah. Kemudian ada tambahan kuota 20 ribu jemaah. Sehingga total ada 241 ribu jemaah. Total kuota 2024 itu, menjadi yang paling besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

"Kedepannya dengan asumsi ada kenaikan lebih dari dua kali lipat, otomatis kuota dari Haji akan juga meningkat di Indonesia lebih dari 2 kali (lipat)," terang Fadlul. Jadi ketika Vision 2030 Arab Saudi nanti terwujud, kuota haji Indonesia dapat mencapai 450 ribu jemaah atau bahkan setengah juta orang jemaah. 

BACA JUGA:Potensi Dana Haji RI Tembus Rp 600 Triliun

Fadlul menuturkan potensi kenaikan kuota jemaah itu, menjadi tantangan tersendiri bagi BPKH. Pasalnya mereka harus bisa menghasilkan nilai manfaat pengelolaan dana haji yang semakin optimal lagi. Sehingga tetap bisa memberikan nilai manfaat untuk meringankan biaya haji. Tahun ini biaya haji riil adalah Rp 93,4 jutaan per jemaah. Namun jemaah hanya dibebani Rp 56 jutaan saja. Selisihnya dibiayai dari nilai manfaat pengelolaan dana haji oleh BPKH. 

Pada kesempatan itu, Fadlul merespon soal kesiapan dana untuk operasional haji 2024. Dia menegaskan dana sudah siap. Bahkan ada yang sudah ditransfer ke Kementerian Agama (Kemenag). Untuk memulai persiapan operasional haji 2024.

BACA JUGA:Pelunasan Haji Bengkulu Awal Januari

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan