Harga Kopi Cukup Tinggi, Tapi Sayang Petani Belum Panen
Harga Kopi Cukup Tinggi, Tapi Sayang Petani Belum Panen--Heru/rb
KORANRB.ID - Kabar baik bagi petani kopi di Kabupaten Kepahiang sebab harga kopi cukup tinggi. Terpantau, hingga Senin 29 Januari 2024 harga jual biji kopi kering tetap tinggi di atas Rp40 ribu/Kg.
Di beberapa pengepul, harga jual kopi dipatok dikisaran Rp41 ribu - Rp42 ribu per Kg.
Harga jual relatif tinggi ini, sudah bertahan lama sejak akhir tahun 2023 lalu. Sayangnya, secara umum petani kopi di Kabupaten Kepahiang saat ini belum memasuki masa panen.
Tak heran jika kemudian petani berharap harga jual biji kopi yang tinggi tersebut tetap bertahan hingga masa panen nanti.
BACA JUGA:Delapan Sekretaris Jabat Plt Kepala Dinas Mulai Bertugas
Di Kabupaten Kepahiang sendiri, masa panen kopi biasanya dimulai pada Maret - April. Salah satu petani kopi Dodi Prayitno menyamaikan, jika pun ada petani yang sudah panen, buah yang dihasilkan merupakan buah selang.
"Harga jual kopi kini masih tinggi. Tapi ya itu tadi, seperti yang sudah-sudah petani saat ini memang belum panen. Kalau pun ada, buahnya adalah buah selang yang hanya sedikit hasilnya," kata Dodi.
Mewakili harapan petani kopi di Kabupaten Kepahiang umumnya, ia berharap harga jual saat ini bertahan lama. Menurutnya, dengan asumsi hasil panen kopi normal, maka harga jual di atas Rp40 ribu akan membuat petani kopi bahagia.
BACA JUGA:1 Desa Ini Tak Nikmati ADD/DD 2024 Secara Penuh, Ternyata Karena Ini
"Saat musim panen tahun lalu, harga jual kopi memang sudah tinggi. Namun, secara umum petani kopi di Kepahiang panennya tak baik. Buahnya tak ada," tutur Dodi.
Dalam hal pengembangan kopi, sejak 2017 lalu sejatinya Pemkab telah memiliki program andalan berupa penanaman 1 juta hektar kopi sambung. Gelontoran dana APBD pun mengalir guna merealisasikan program tersebut.
Tercatat, setidaknya pada 2018 dana segar Rp 2,5 miliar yang dilanjutkan pada 2019 anggaran sebesar Rp 1,4 miliar dikucurkan sebagai bentuk keseriusan Pemkab Kepahiang menjalankan program 1 juta kopi sambung.
BACA JUGA:Potensi 7.140 Pemilih Pemula Bertambah di Mukomuko
Namun, sejauh ini belum menampakkan hasil yang signifikan. Pada tahun lalu, produksi rata-rata petani kopi Kepahiang justru anjlok hingga 50 persen.