Jokowi Ajak Makan Siang Tiga Capres, Kompak Kenakan Batik Motif Parang

Presiden Joko Widodo mengundang tiga calon presiden untuk makan siang bersama.--

BACA JUGA:Tak Laksanakan Tugas Proyek, PPK Jembatan Menggiring Disidang

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menanggapi positif pertemuan silaturahmi Presiden Jokowi dengan tiga capres di Istana Negara. Menurut Paloh, hal itu akan menjadi modal berharga bagi perjalanan bangsa Indonesia ke depannya. "Saya pikir bagus itu apapun juga fungsi peran presiden kepala pemerintahan sekaligus kepala negara," kata Paloh usai meresmikan gedung DPW Nasdem Sulawesi Utara (Sulut) di Kelurahan Paniki Bawah, Kota Manado, kemarin.

Paloh mengatakan, sejak awal Nasdem telah mengingatkan presiden tentang arti kehadiran seorang presiden, kepala pemerintahan yang sekaligus sebagai kepala negara. Presiden milik bagi semua kelompok, golongan, dan semua partai.

Menurut Paloh, langkah presiden mengumpulkan para capres 2024 akan meredakan isu bahwa Presiden Jokowi hanya dekat dengan kandidat tertentu. Selama ini, ada pandangan sinisme yang menyatakan presiden hanya milik satu partai atau satu capres. "Nah presiden start hari ini dengan makan siang bersama, saya pikir bagus," tuturnya.

BACA JUGA:Asam Urat pada Anak Muda, Cegah dan Atasi, Berikut Caranya

Sementara itu bacawapres Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar menyebut Jokowi selaku kepala negara harus netral. Dia berharap kegiatan makan siang Jokowi dengan para bacapres merupakan bentuk sikap netral presiden pada pilpres 2024. ”Pak Jokowi sebagai kepala negara, sebagai kepala pemerintahan tentu harus netral, senetral-netralnya,” kata Muhaimin, kemarin.

Ketua Umum DPP PKB yang akrab disapa Gus Muhaimin itu menambahkan, Jokowi juga harus adil sebagaimana ajaran Islam. Hanya, dia enggan menjabarkan lebih jauh mengenai bentuk konkret dari sifat adil yang dimaksud tersebut. ”Islam itu perintahnya adalah bersifat adil meskipun terhadap anaknya,” papar politisi yang kini menjabat Wakil Ketua DPR tersebut. 

Politisi PDIP Aria Bima mengatakan, melalui pertemuan dengan tiga capres, Presiden Jokowi ingin menunjukkan netralitasnya sebagai kepala pemerintahan dan negara yang bertanggungjawab penuh terhadap penyelenggaraan pesta demokrasi 2024

Menurutnya, para capres, seperti Ganjar dan Anies memang berharap presiden bisa netral, sehingga pesta demokrasi benar-benar berjalan sesuai keinginan rakyat. "Aparat negara benar-benar pada posisi yang netral," ungkapnya saat konferensi pers di Media Center Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar - Mahfud, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat kemarin.

Dengan demikian, lanjut anggota DPR RI itu, tidak ada kandidat yang merasa dianaktirikan oleh presiden. Jika presiden sudah menyatakan netralitasnya, maka tim kampanye nasional juga akan betul-betul mengikuti aturan yang ada.

BACA JUGA:Polres Benteng Telusuri Aliran Uang Korupsi Retribusi TKA

Tentu, kata Aria, pihaknya juga akan ikut mengatasi agar aparat negara bisa menjaga netralitas sesuai dengan perintah presiden. "Jadi, aparat tidak ikut bermain atau ikut terlibat dalam memberikan dukungan terhadap calon tertentu," terang legislator asal Dapil Jawa Tengah itu.

Aria percaya Jokowi adalah pemimpin yang baik. Presiden yang baik memberikan restu kepada semua calon dan mencamin aparat di bawahnya, baik TNI, Polri, para plt kepala daerah, dan penyelenggara pemilu untuk tetap dalam posisi netral.

Aria menegaskan, pihaknya tidak ingin virus Orde Baru atau toxic relationship Orde Baru masuk dalam lingkaran Jokowi dan memberikan dampak buruk terhadap pemerintahan. "Warna toxic relationship ini akan berakibat pada mundurnya proses kita membangun sistem demokrasi," tegasnya.

Pada bagian lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meyakini, jika para menteri ataupun pejabat kementerian yang maju sebagai capres-cawapres maupun caleg 2024 akan bersikap professional. Para menteri tersebut dinilai bisa membagi waktu dan perannya masing-masing. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan