Limbah TPA Dikeluhkan Masyarakat Kampung Bugis, Ini Dampak yang Dirasakan

SAMPAH: Tumpukan sampah di TPA Air Sebakul yang limbahnya mengalir ke areal pemukiman warga Kampung Bugis. WEST JER/RB--

Tetapi jika turun hujan tidak bisa di antisipasi, limbah meluap juga dan membanjiri jalan. 

Ditambahkan Tarmizi (39) ketika hujan banjir di ruas jalan pemungkiman warga sering terjadi. “Warna airnya tercampur limbah sampah TPA,” kata Tarmizi. 

Di sisi lain, TPA Air Sebakul sudah membludak perlunya perluasan, sebab menurut mengangkut sampah Adi (27) yang di wawancarai pada Sabtu pagi, 17 Februari 2024. Sampah di TPA sudah sangatlah banyak dan sesak menggunung.

BACA JUGA:Musim Hujan, 28 Hektare Sawah Maret Siap Ditanami, Petani Menunggu Bantuan Bibit

BACA JUGA:Pergub PPDB 2024 Sedang Digodok, Dewan Minta Petakan Kebutuhan Tiap Sekolah

“Dan saya rasa harus ada peluasan, sebab setahun atau dua tahun lagi ini sudah menggunung selurunya,” ungkapnya.

“Dulu kami masih bisa melihat gunung dan bukit barisan dari rumah kami. Tapi sekarang sudah ditutupi dengan gunung sampah, artinya sampah disini sudah banyak sekali saya rasa harus ada perluasan,” tambahnya. 

Pasalnya, kabar untuk perluasan lahan TPA pernah terdengar, tetapi belum diketahui kepastiannya.

Di tempat berbeda, pinggiran Jalan lingkar Bengkulu Outer Ring Road (BORR) Nakau – Air Sebakul jadi tempat favorit para oknum membuang sampah.

Disekitar areal BORR Nakau – Air Sebakul merupakan Cagar Alam (CA) Danau Dusun Besar.

Tentu tumpukan sampah yang berada di pinggir jalan kadang tidak luput dari perhatian masyarakat yang melintas. 

"Banyak orang buang sampah, sampah yang dibuang oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab, susah untuk di kendalikan, sebab seperti yang di dekat rumah saya saja, orang buang sampah itu subuh dan tak tanggung-tanggung jumlahnya banyak, dan kadang saya kejar orang yang buang sampah itu tapi kabur,” kata Suhandi (56) warga sekitar, pada Sabtu pagi 17 Febuari 2024.

Dari pantauan RB, sampah yang beserkan di pinggiran jalan BORR adalah sampah plastik dan bekas bungkus makanan. 

Menurut aktivis lingkungan M.Shadiq (25) selaku Kabid Hak Asasi manusia dan Lingkungan Hidup Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu. 

Sampah bungkus makan seperti styrofoam tidak bisa terurai sampai dengan 500 tahun bahkan 1 juta tahun. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan