Budidaya Bawang Merah, Mampukah Kendalikan Inflasi?

Ist/RB LAHAN: Lokasi penanaman bawang merah di Kecamatan Selagan Raya.--

MUKOMUKO, KORANRB.ID – Program pemerintah menggelorakan budidaya bawang merah di sejumlah desa di Selagan Raya dan Malin Deman dengan tujuan agar inflasi di Kabupaten Mukomuko terkendali. Pertanyaannya, tercapaikah target tersebut? 

Sebagaimana diketahui, dua kelompok tani, Tunas Muda Desa Talang Medan, Kecamatan Selagan Raya, dan koptan Semambang Jaya Satu Desa Air Merah Kecamatan Malin Deman, menerima bantuan benih bawang merah masing-masing 7,5 ton.

BACA JUGA: Progres Lamban, Dewan Sangsi Proyek Rumah Sakit Tuntas

Penyerahan 15 ton benih bawang merah kepada dua koptan itu dikemukakan Plt Kepala Dinas Pertanian Mukomuko, Epin Masyuardi, SP. Malah bibit bawang telah ditanam di lahan-lahan milik masing-masing koptan.

“Benih bawang ini jenis Bima Brebes. Perhektare lahan menghabiskan 1,4 ton benih bawang merah dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Usia panen empat bulan. Produksinya diprediksi 15 ton perhektar bawang merah,” jelasnya.

Diakui Epin,  budidaya bawang merah ini merupakan program pemerintah pusat yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko. Sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan inflasi. 

Dari dua kelompok tani yang sudah mendapatkan bantuan untuk pengembangan tanaman bawang merah ini diharapkan nanti dapat menciptakan kelompok tani lainnya. 

"Kedua kelompok tani ini terus kita dampingi agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Kedua kelompok tani ini pilot projeck sebelum dilakukan pengembangan kepada kelompok tani lainnya,” terangnya.

BACA JUGA: Dinkes Akui Kontrak Kritis Karena Progres Meleset

Lanjutnya, kedua kelompok tani penerima bantuan telah menyiapkan lahan untuk tanaman bawang merah dengan luasan masing-masing kelompok lima hektare.

Selain bantuan bibit bawang merah Kementerian Pertanian (Kementan) RI juga memberikan bantuan sarana produksi pertanian (Saprodi). Hanya saja, bantuan saprodi belum sampai ke Kabupaten Mukomuko, dan saat ini masih dalam proses pengiriman. 

"Informasi terakhir, Saprodi yang akan diberikan merupakan jenis organik. Karena tujuan pengembangan kawasan bawang merah tak hanya mengendalikan inflasi, tetapi juga pangan aman dan sehat,’’ sebut Epin.

Hasil panen pertama dua kelompok tani ini, yang pastinya akan dibagikan secara gratis kepada kelompok tani lainnya untuk kembali dijadikan bibit. 

Kabupaten Mukomuko memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan tanaman bawang merah ini. ‘’Kami optimis program ini sukses dan bisa mengendalikan inflansi. Mengingat potensi lahan yang dimiliki, pungkasnya.(pir)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan