RI Selesaikan Kesepakatan Perundingan Perdagangan dengan Uni Eropa

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kasan-foto: kemendag/koranrb.id-

KORANRB.ID – Indonesia tengah mengejar penyelesaian proses perundingan perdagangan dengan Uni Eropa (UE).

Untuk bisa sukses, pemerintah perlu mengambil pelajaran dari Vietnam, baik strategi perundingan maupun implementasinya. 

”Kinerja perdagangan Vietnam dengan UE selama kurun waktu 20 tahun atau 2003 sampai 2022 selalu mengalami surplus dengan tren peningkatan 19,33 persen per tahunnya,” kata Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kasan, Minggu 10 Maret 2024. 

Dijelaskannya, perlu menjadi perhatian dan bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia adalah bagaimana proses reformasi ekonomi Vietnam terjadi hingga berhasil dalam memanfaatkan free trade agreement-nya.

Kasan menyampaikan, Vietnam sudah mengimplementasikan perjanjian dagang dengan UE, sementara Indonesia baru berencana merampungkannya pada tahun ini.

BACA JUGA:Rekap Manual, Prabowo-Gibran Sudah Unggul di 8 Provinsi Ini

Indonesia dan UE berhasil mencapai kemajuan dalam putaran ke-17 perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).

Pada putaran tersebut, keduanya menjaga momentum positif dengan menyelesaikan tiga bab secara teknis dan mendorong diskusi akses pasar di bidang barang, jasa, dan investasi.

Tiga bab tersebut adalah kerja sama sistem pangan berkelanjutan, hambatan teknis perdagangan, dan ketentuan institusional.

Kasan melanjutkan, pengambilan studi kasus Vietnam tidak terlepas dari perkembangan ekonomi Vietnam dalam beberapa tahun terakhir yang menunjukkan kemajuan. 

’’Indonesia perlu mempelajari kesuksesan Vietnam dalam memanfaatkan peluang dari perjanjian perdagangan bebas dengan UE. Peningkatan tren keterbukaan perdagangan di negara berkembang ternyata cukup menjadi perbincangan yang hangat di kancah global, khususnya yang dialami Vietnam,” bebernya.

Senior Trade Specialist World Bank Roberto Echandi menerangkan pengalamannya terkait politik ekonomi internal UE terhadap laju dan kandungan perundingan perdagangan.

BACA JUGA:Musim Tanam Tiba, Petani Tak Kunjung Terima Bantuan Benih Padi

’’Laju perundingan UE cenderung lebih lambat daripada dengan mitra dagang utama lain seperti Amerika Serikat, Tiongkok, atau Jepang. Beberapa perundingan telah berlangsung 10 tahun lamanya. Untuk itu, pemerintah Indonesia perlu melakukan pendekatan dengan berbagai pihak dan tidak hanya dengan tim perunding,” terangnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan