Ini 4 Perilaku Anak yang Harus Dihilangkan Sejak Dini

Reporter: Firmansyah |

Editor: Ade HR |

Sabtu , 16 Mar 2024 - 22:46

FOKUS: Anak akan tenang menjaga dan memainkan pemainan miliknya tanpa menggangu mainan miliki orang lain. Ada 4 perilaku yang harus dihindari oleh anak sejak dini.--Firmansyah/RB

MUKOMUKO, KORANRB.ID – Perilaku pada pribadi anak sangat berpengaruh dengan pembelajaran yang diterima anak saat usia dini.

Peran penting orangtua sebagai orang terdekat dalam masa tumbuh kembang anak sangat berperan penting sebelum sang anak memasuki masa pendidikan di bangku sekolah.

Bella, S.pd (38) salah satu guru Bimbingan Konseling (BK) di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kabupaten Mukomuko mengatakan, ada empat perilaku anak yang harus bisa dihilangkan oleh orang tua saat anak belum memasuki dunia sekolah.

Pertama mengangu, sifat menggangu ini biasanya dimiliki oleh anak ketika masih kecil.

Dimana anak tersebut masih belajar untuk mengendalikan impuls.

Peran orang tua diperlukan disini untuk menegur secara halus bawasanya ketika memotong pembicaraan dan berbuatan apapun itu yang sifatnya mengangu itu salah.

Hal ini bertujuan agar anak ketika beranjak dewasa tidak menjadi sesorang yang kurang menghargai orang lain.

Terlebih ketika berada di posisi dimana itu berbentuk formal.

“Kita tentu tidak mau anak kita nantinya mengejek ketika orang lain sedang berbicara di depan umum.

Karena jelas perilaku itu sangat menggangu, atau anak tumbuh menjadi pembuli,” kata Bella.

Lanjutnya, sedangkan untuk sifat kedua yaitu ketidak sabaran.

Ketidak sabaran pada anak dimanifestasikan dalam berbagai cara, seperti sifat cengeng, sering menyela, atau ngambek ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

ini 4 perilaku anak yang harus dihilangkan sejak dini                             mukomuko, koranrb.id – perilaku pada pribadi anak sangat berpengaruh dengan pembelajaran yang diterima anak saat usia dini. 
peran penting orangtua sebagai orang terdekat dalam masa tumbuh kembang anak sangat berperan penting sebelum sang anak memasuki masa pendidikan di bangku sekolah. 
bella, s.pd (38) salah satu guru bimbingan konseling (bk) di sekolah menengah pertama negeri (smpn) 1 kabupaten mukomuko mengatakan, ada empat perilaku anak yang harus bisa dihilangkan oleh orang tua saat anak belum memasuki dunia sekolah. 
pertama mengangu, sifat menggangu ini biasanya dimiliki oleh anak ketika masih kecil. 
baca juga:nelayan kota mukomuko belum dapat bpjs ketenagaankerjan gratis sesuai dijanjikan
dimana anak tersebut masih belajar untuk mengendalikan impuls. 
peran orang tua diperlukan disini untuk menegur secara halus bawasanya ketika memotong pembicaraan dan berbuatan apapun itu yang sifatnya mengangu itu salah.
hal ini bertujuan agar anak ketika beranjak dewasa tidak menjadi sesorang yang kurang menghargai orang lain.
terlebih ketika berada di posisi dimana itu berbentuk formal.
baca juga:dinas pmd tegaskan tak ada pungli pengadaan 142 tornas kades, polda bengkulu: baru klarifikasi
“kita tentu tidak mau anak kita nantinya mengejek ketika orang lain sedang berbicara di depan umum.
karena jelas perilaku itu sangat menggangu, atau anak tumbuh menjadi pembuli,” kata bella.
lanjutnya, sedangkan untuk sifat kedua yaitu ketidak sabaran.
ketidak sabaran pada anak dimanifestasikan dalam berbagai cara, seperti sifat cengeng, sering menyela, atau ngambek ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan. 
baca juga:kabarnya uang korupsi rsud mukomuko mengalir ke sejumlah oknum, berikut rinciannya
perilaku ini juga dapat menyebabkan impulsif, kurangnya kontrol diri dan masalah sosial di kemudian hari. 
untuk sifat yang ke tiga perilaku kasar atau agresif.
perilaku kasar ini bisa menjadi kebiasaan jika orang tua tidak segera memberi pengertian kepada anaknya.
sehingga secara tidak langsung, jika tidak dihentikan akan mengajarkan kepada anak bahwa perilaku kasar dan menyakiti orang lain dapat diterima. 
baca juga:gawat! sudah 904 warga bengkulu terserang dbd selama 2 bulan terakhir
hal ini sering sekali dijumpai terjadi terhadap anak disekolah yang suka berkelahi, menyakiti teman sebaya dan membuat kegaduhan untuk mendapatkan pengakuan. 
terkahir, yang kempat memaki. anak-anak ketika di usia dini melontarkan kata makian bukan karena  memahami apa arti dari kata tersebut.
tetapi karena anak sedang bereksperimen dengan bahasa baru dan mengekspresikan intensitas emosi.
sebagai orang tua, perlu memberi pemahaman tentang arti tersebut dan mengajari anak tentang situasi di mana tidak dapat menggunakan kata-kata tidak pantas tersebut.
baca juga:kapal mh husni thamrin mulai layani penyeberangan ke pulau enggano
“perilaku kenakalan pada anak yang terjadi di usia remaja, besar pengaruhnya disebabkan pada pembelajaran yang diterima sejak dini.
maka dari itu sebaik-baiknya guru disekolah maka lebih baik lah orang tua sebagai guru di rumah, dalam mengajarkan anak untuk berprilaku,” tutupnya.
terpisah, salah seorang mentor montessori lembaga pendidikan anak usia pra sekolah mrs. astri menambahkan terkait dengan karakter dan prilaku.
di dalam masa emasnya, si kecil harus bisa mempertahankan haknya, serta belajar melakukan negosiasi. 
baca juga:safari ramadan, pemkab bengkulu tengah salurkan bantuan masjid rp30 juta 
maka dari itu apabila ketika anak berusia tiga tahun sering membantah dan melanggar apa yang dilarang hal tersebut wajar, karena itu proses di masa emasnya.
jadi bukan karena si kecil keras kepala atau susah diatur, melainkan si kecil tengah melatih tumbuh kembangnya, sebelum sampai di masa si kecil harus duduk di lembaga pendidikan.
"sangat dilarang bagi orang tua meminta si kecil agar tidak membantah omongan.
bahkan sampai memarahi karena sikecil tidak mau di atur.
baca juga: hanya honorer terdaftar dalam dapodik berhak ikut tes pppk guru
hal tersebut jika tetap kita lakukan maka dapat membuat si kecil tidak memiliki mental untuk mempertahankan argumennya di masa yang akan datang,"katanya. 
ia mengatakan, ketika si kecil tidak ingin menuruti apa yang disampaikan, orang tua harus bisa melakukan negosiasi kepada anak agar menjalankan apa yang disampaikan. 
karena hal tersebut merupakan simulasi yang nantiya akan selalu digunakan si kecil. 
namun jika malah sebaliknya, jika  si kecil dimarahi, maka akan membentuk karakteristik yang kasar dan ingin menang sendiri. 
baca juga:apakah mencium dan memeluk istri bisa batalkan puasa? simak penjelasannya
maka dari itu mengupgrade ilmu pengetahuan dalam mendidik anak harus terus dilakukan oleh orang tua, agar anak tidak salah langkah.
"jadi konsep memberikan pelajaran pada anak, bukan baca tulis dan hitung terlebih dahulu.
tapi membangun keperibadian dan karekter mereka. nah itu penting diketahui orang tua,"ujarnya.
terkadang sering ditemukan anak-anak yang kurang baik saat berinteraksi dengan teman sejawatnya.
baca juga:jojo, ginting dan fajar/rian rebut tiket semifinal all england 2024, simak jadwal lengkapnya hari ini
mulai dari mau menang sendiri, mengambil hak orang lain, dan memiliki kepribadian yang keras. 
tentunya hal tersebut di dapati dari si kecil berada pada  usia pertumbuhan. 
untuk itu mulailah bersifat care kepada si kecil dalam mendidiknya, dengan tidak mengutamakan kekerasan.
namun mengutamakan negosiasi agar si kecil menuruti apa yang diarahkan.
baca juga:jangan dibentak! ini tips agar anak bisa tenang saat salat di masjid
"apa yang terjadi pada tingkah laku dan kepribadian anak, 70 persen dipengaruhi karena didikan yang diberikan saat si kecil dalam masa pertumbuhan.
maka dari berikan yang terbaik pada tumbuh kembang si kecil dengan membiarkan dia menikmati fase tersebut tanpa diintervensi," tutupnya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Rakyat Bengkulu, Minggu 17 Maret 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan