Penderita HIV di Bengkulu Capai 1.309 Orang, Setiap Tahun Penambahan di Atas 100
Ruslian menjelaskan penderita HIV di Bengkulu capai 1.309 orang, setiap tahun penambahan di atas 100--bella/rb
KORANRB.ID - Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA) mencatat penderita HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu mencapai 1.309 kasus dari tahun 2001-2023.
Setiap tahun penambahan di atas 100.
Bahkan, dari ribuan kasus tersebut, ada penderita HIV/AIDS yang sudah meninggal.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
BACA JUGA:7 Anak Jalanan Ditertibkan Satpol PP, Usai Tes HIV, Dipulangkan Dinsos ke Orangtua
BACA JUGA:Warning! 53 Kasus HIV Akibat LSL
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV.
Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Ruslian, SKM., M.Si secara kumulatif kasus HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu setiap tahunnya memang selalu mengalami peningkatan.
BACA JUGA:32 Kasus HIV/AIDS, 16 Penderita Meninggal
BACA JUGA:133 Warga Kota Bengkulu Terjangkit HIV, Tahun Ini Ada Penambahan 19 Kasus
"Setiap tahunnya selalu ditemukan di atas 100 penderita baru. Kasus HIV ini secara kumulatif selalu bertambah," terang Ruslian, Minggu 24 Maret 2024.
Bahkan, hingga Februari 2024 ini, pihak Dinkes Provinsi Bengkulu mencatat sudah ada 8 kasus baru yang ditemukan.
Sementara itu, sepanjang 2023 ditemukan 202 kasus. Wilayah penyebaran Bengkulu Selatan 10 kasus, Kepahiang 4 kasus, Kota Bengkulu 152 kasus. Selanjutnya, Lebong 1 kasus, Mukomuko 2 kasus, Rejang Lebong 33 kasus.
"Untuk yang tahun 2024 ini, dari 8 itu kita baru tahu kumulatifnya. Belum tahu wilayah penyebarannya," terang Ruslian.
BACA JUGA:Dewan Minta Kasus HIV/AIDS jadi Perhatian Serius
BACA JUGA:Satu Warga Benteng Positif HIV/AIDS
Untuk wilayah penyebaran terbanyak, dijelaskan Ruslian memang di Kota Bengkulu yang terbanyak, disusul oleh Kabupaten Rejang Lebong.
"Yang meninggal sudah banyak juga, rata-rata pertahun itu ada 10 yng meninggal," terangnya.
Untuk mengantisipasi salah satu virus yang sangat ditakuti ini, yakni dengan melakukan penjaringan atau skrining untuk menemukan kasus HIV dengan mendatangi populasi kunci atau potensi tempat penyebarannya.
"Tidak hanya dari internal Dinkes. Kami juga bekerjasama dengan yayasan yang bergerak di bidang pencegahan HIV/AIDS yaitu Yayasan Pesona," ujarnya.
BACA JUGA:Kasus HIV/AIDS Meningkat, Harus Jadi Perhatian Serius
BACA JUGA:Gawat! 98 Kasus HIV/AIDS di Rejang Lebong, Terbanyak Kedua di Provinsi Bengkulu
Selanjutnya, pihak Dinkes juga menyarankan untuk selalu menggunakan kondom saat melakukan hubungan. Untuk jangka panjang, pihaknya juga melakukan imunisasi Human Papillomavirus (HPV) kepada anak kelas 5 dan 6 SD.
Lalu, melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada populasi kunci seperti Laki-laki Suka Laki-laki (LSL), Ibu hamil, wanita pekerja seks (WPS), masyarakat yang pengguna dari WPS itu dengan mendatangi tempat praktik WPS itu.
"Selanjutnya juga surveilans dengan cara skrining," ujarnya.
Saat ditemukan ada yang positif, maka setiap 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
BACA JUGA: Sudah 16 Warga Seluma Terinfeksi HIV
"Apakah tetap berkembang atau konstan. Yang jelas tidak mungkin hilang artinya, virus ini akan ada seumur hidup," ucapnya.
Untuk penataan pengobatannya dilakukan seumur hidup. Setiap 6 bulan dilakukan pemeriksaan didampingi oleh yayasan tadi agar dia tidak menularkan kepada orang lain.
Dengan cara melakukan edukasi kepada penderita, mendampingi agar si penderita tetap hidup produktif dan tidak menyebarkan atau menularkan virus HIV itu serta memperpanjang angka harapan hidupnya.
"Banyak penderita HIV yang umur hidupnya semakin tinggi," ucapnya.
Ia menuturkan, kebanyakan HIV menular melalui hubungan seksual di luar pernikahan. Yang biasanya hubungan seksual tersebut dilakukan kepada lebih dari satu orang.
"Maka, hindarilah hubungan di luar pernikahan ini," ucapnya.
Selanjutnya, Ruslian juga mengimbau untuk tidak menggunakan narkoba, karena narkoba yang biasanya menggunakan oral/pil. Saat ini meningkat ke narkoba suntik.
"Itulah yang terjadi penularannya melalui alat suntik tadi. Karena digunakan secara bergantian," ungkapnya.
Selanjutnya ia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak men-stigma penderita HIV yang ada di lingkungannya.
"Apalagi sampai dikucilkan. Tetap memberikan semangat, apalagi dia tertular bukan karena perilaku dia, seperti tertular suaminya atau ketidak kesengajaan lain.
Sehingga tidak ada lagi stigma buruk tentang penderita HIV," demikian Ruslian.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu, Dempo Xler, S.IP., M.AP., menegaskan bahwa sejumlah sektor di Provinsi Bengkulu, seperti kesehatan dan ekonomi, sedang tumbuh. Namun, angka HIV/AIDS juga ikut bertambah.
"Hal tersebut tentu menjadi perhatian serius pemerintah daerah," katanya.
Dempo menekankan bahwa angka HIV/AIDS perlu menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu dan pemerintah kabupaten/kota.
"Meskipun demikian, angka-angka tersebut harus dicek terlebih dahulu dan upaya pencegahan penularan HIV/AIDS juga harus dilakukan secara masif," kata Dempo.
Dempo memaparkan bahwa penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui darah dan hubungan seksual, baik sejenis maupun berbeda jenis.
Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan yang efektif sangat diperlukan.
Menurutnya, Pemda juga harus peka terhadap masalah ini agar angka penularan HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu dapat diminimalisir.
Hal ini penting agar upaya menciptakan generasi emas tahun 2045 tidak terhambat oleh meningkatnya kasus HIV/AIDS.
"Jangan sampai gara-gara HIV/AIDS yang terus meningkat ini, nantinya malah berdampak pada upaya menciptakan generasi emas tahun 2045," tegas Dempo. (**)