Ciptakan Petani Mandiri, Edukasi Rutin Terus Diberikan

TANAMAN: Cabai petani Selagan Raya, yang dimanfaatkan untuk bertanam padi dan tanaman muda lainnya. (Firman/RB)--

KORANRB.ID – Setelah sebelumnya Petani Padi Kecamatan Selagan Raya diserang hama putih palsu. Yang  secara umum, serangan hanya pada bagian daun, dan membutuhkan biaya ekstra dan waktu lebih lama untuk penanggulanannya. 

Maka dari itu saat ini petani Selagan Raya diberikan edukasi rutin agar dapat dengan cepat mencegah meluasnya serangan hama penyakit ketika menyerang tanaman. Hal ini disampaikan Koordinator Penyuluh (Koorluh) Kecamatan Selagan Raya, Hendri, SP. Edukasi tentang hama dan penyakit serta pemberantasannya pada tanaman petani, sifatnya sangat penting. 

BACA JUGA:Usulkan Bantuan Benih Padi Petani Gagal Panen

Sebab jika petani sudah memahami pola serangan hama penyakit ini. Maka perawatan secara intensif dan menggunakan insektisida berbahan dasar alami, dapat dilakukan secara mandiri. 

“Hama putih palsu ini merupakan hama pada tanaman padi dan tanaman muda lainnya. Yang ditandai gejala daun terlipat, dan menghasilkan larva hama yang mengakibatkan kerusakan pada daun. Maka dari itu kami mengarahkan petani untuk dapat melakukan penanganananya menggunakan perawatan intensif dan menggunakan bahan organik,” katanya.

BACA JUGA:Polisi Selidiki Rumah Petani Terbakar

Hendri menambahkan, hama ini biasanya menyerang tanaman pada saat dalam fase vegetatif. Pada dasarnya, hama putih palsu ini bukanlah hama utama yang membahayakan namun serangannya tetap akan memberikan dampak dan juga kerugian bagi petani. Meski banyak kasus serangan hama putih palsu terjadi di fase vegetatif.

Tidak menutup kemungkinan serangan juga terjadi saat sudah keluar malai ada tanaman padi. Tanda tanaman diserang oleh hama putih palsu adanya keberadaan ngengat berwarna kuning cokelat dengan sayap depan terdapat tiga pita yang garisnya lengkap maupun terputus.

BACA JUGA:Micin dan Minuman Probiotik Bisa Dijadikan Pupuk Perangsang Buah Tanaman, Boleh Dicoba

“Sedangkan kerusakan yang diakibatkan oleh hama putih palsu terlihat dengan adanya warna putih pada daun di area tanaman. Larvanya dapat memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun yang kemudian meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Memang sedikit repot dalam pembasmiannya,” ujarnya.

Lanjutnya, biasanya, larva menggerek jaringan hijau daun (klorofil) dari dalam lipatan daun sehingga mengganggu proses fotosintesis tanaman. Siklus hidup hama ini berkisar 30 sampai 60 hari. Pada dasarnya, pengendalian hama putih palsu pada tanaman padi harus ramah lingkungan. Hindari menyemprotkan insektisida sebelum tanaman berumur 30 hari setelah tanam pindah atau 40 hari setelah sebar benih. 

BACA JUGA:Dampak Negatif dari Tanaman Hias, yang Wajib Diketahui

Jika terjadi serangan ngengat pada umur padi kurang dari 30 hari sejak tanam maka tidak perlu dilakukan aplikasi insektisida. Yang perlu dilakukan hanyalah pengelolaan air dan pemupukan yang baik agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal.  

“Sampai dengan saat ini edukasi rutin terus kami berikan kepada petani guna menghindari kerugian yang dapat dialami,”tandasnya (pir)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan