Dewan Desak Irigasi Tanjung Terdana Diperbaiki Kembali

Ketua DPRD Benteng, Budi Suryantono--

BENTENG, KORANRB.ID - DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) turut menyoroti keluhan petani terkait pekerjaan rehabilitasi irigasi di Desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kubang. Pasalnya, rehab irigasi sepanjang 1,5 kilometer senilai Rp 2,7 miliar itu, terkesan asal-asalan.

Belum lagi digunakan kembali, irigasi selesai direhab telah tampak rusak. Ada dugaan material yang digunakan tak sesuai spesifikasi, karena itu DPRD Benteng mendesak pihak kontraktor memperbaiki Kembali hasil pekerjaan tersebut.

BACA JUGA: Rehab Irigasi Kecewakan Petani, Pekerjaan Asal Jadi

‘’Sangat disayangkan, anggaran cukup besar untuk rehabilitasi irigasi itu tak sesuai hasil. Belum lagi dimanfaatkan petani untuk mengairi sawah, irigasi sudah tampak kerusakan di sejumlah bagian. Kita minta pihak rekanan (kontraktor) memperbaiki hasil pekerjaan sebelum dilakukan serah terima,’’ tegas Ketua DPRD Benteng, Budi Suryantono, S.Sos, M.Si.

Sebagai wakil rakyat di Kabupaten Benteng, dimana proyek Dinas PUPR Provinsi Bengkulu tersebut berada di Benteng, Budi meminta pihak-pihak terkait dengan rehab irigasi Tanjung Terdana tak lepas tangan. Terutama PUPR Bengkulu betul-betul melakukan pengawasan dan mengecek hasil pekerjaan kontraktor. 

‘’Kita mempertanyakan pengawasan yang dilakukan. PUPR Provinsi bersama PUPR Benteng mesti turun mengecek langsung hasil pekerjaan rekanan itu. Sudah sesuai spek apa belum,’’ sebutnya.

Diketahui, proyek rehabilitasi Bendungan dan Irigasi di Desa Tanjung Terdana sepanjang 1,5 kilometer dengan total anggaran sebesar Rp 2,7 milair. Pekerjaan dimulai sejak Juni lalu dengan masa waktu 180 hari. Saat ini pekerjaan proyek tersebut sudah selesai, namun belum dimanfaatkan Kembali untuk mengairi sawah seluas 100 hektare.

BACA JUGA: Tunggu Pengumuman Resmi BKN! BKPSDM: Jangan Percaya Perangkingan Palsu

Gunardi, salah seorang petani Tanjung Terdana menjelaskan, beberapa warga menilai jika pekerjaan rehabilitasi irigasi tak sesuai spesifikasi. Dibuktikan ditemukan sejumlah bagian dari dinding beton irigasi masih dibiarkan retak dan mengelupas. Plasteran semen pada dinding irigasi juga tak rata.

‘’Kami sudah lakukan pengecekan ke lokasi, ditemukan banyak pekerjaan yang tidak sempurna. Mulai dari bangunan yang sudah retak padahal irigasi tersebut belum digunakan lagi. Material yang digunakan juga tak standar, diduga tak sesuai spesifikasi,’’ ujarnya.

BACA JUGA: 2.574 Transaksi E-Katalog Mencapai Rp 33,2 Miliar

Kejanggalan lain, di lokasi tak dipasang papan proyek. Sehingga tidak diketahui perusahaan atau rekanan yang mengerjakan proyek. ‘’Kalau belum digunakan, belum dialiri air dari bendungan irigasinya sudah rusak, bagaimana saat sudah dialiri air, tentu akan runtuh semua bangunan irigasi tersebut,’’ tandasnya.(jee)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan