Ada Warga Kepahiang Diduga Terpapar Radikal, Kenali Ciri dan Cara Menangkal Paham Radikal

Radikalisme--istimewa

KEPAHIANG, KORANRB.ID - Ada Warga  Kepahiang Diduga Terpapar Radikal, Kenali Ciri dan Cara Menangkal Paham Radikal. Untuk diketahui DK warga Kabupaten Kepahiang diamankan oleh Densus 88, Ini sangat mengejutkan.

Warga Dusun 4 Desa Meranti Jaya Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang itu, sebelumnya dicokok Densus 88. Di Kampung Sukaasih Desa Leuwimekar Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor (Jabar) akhir pekan lalu lantaran terindikasi sudah terkait paham radikal dan jaringan teroris.

PJs Kades Meranti Jaya Kabupaten  Kepahiang Idham Halik, Kamis 21 Desember 2023 mengaku terkejut dengan kabar di atas. Pria yang baru saja bertugas sebagai pengganti Kades defenitif di  Kepahiang itu menyampaikan, sudah mengumpulkan warga agar kejadian serupa tak terulang.

Salah satunya, dengan memerintahkan setiap perangkat desa lebih pro aktif dengan aktivitas warga yang dianggap di luar kelaziman. Khususnya lebih aktif memantau setiap tamu yang datang ke desa.

BACA JUGA: Ada Pengajian Esklusif di Kepahiang, FKUB Lakukan Pendekatan

"Warga kita yang ditangkap Densus itu sudah pergi dan pamit ke luar dari desa sejak lebaran Idul Adha lalu. Kita tak tahu juga, apa kegiatannya di luar. Baru dapat kabar, sudah ditangkap Densus 88," ujar Idham.

Di sisi lain, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten  Kepahiang  kembali mengingatkan warga tetap waspada terhadap setiap gerakan yang mengarah kepada paham radikal. Bukan berarti pihaknya melarang warga untuk lebih mendalami agama.

Ketua FKUB Kabupaten  Kepahiang  Khoirudin, S.Ag memberi saran kepada warga yang ingin mendalami agama. Yakni, belajar dan mencari guru agama yang benar.

Untuk diketahui, radikalisme merupakan pengembangan dari kata “radikal” yang berasal dari bahasa latin “radix” atau akar. Dengan kata lain, “radikal” mengacu pada hal-hal fundamental, dasar, dan esensial dari berbagai macam gejala.

Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, radikalisme memiliki 3 arti, yakni:

1.Paham atau aliran yang radikal dalam politik

2.Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.

BACA JUGA:Bingung Rayakan Pergantian Tahun, Ini Kegiatan yang Patut Dicoba

3.Sikap ekstrem dalam aliran politik

Lantas, apa saja ciri dari radikalisme?

Untuk bisa memahami paham dan sikap radikal secara menyeluruh, kita harus mengenali ciri-cirinya terlebih dulu. Sebab, jika radikalisme sudah teraktualisasi dalam sikap, paham, dan tindakan akan selalu bisa ditandai dengan ciri-cirinya.

Syahrin Harahap dalam buku Upaya Kolektif Mencegah Radikalisme Dan Terorisme menjelaskan bahwa secara garis besar ada 10 ciri kaum radikalis, yaitu:

1. Kaku dan tekstualis dalam bersikap serta memahami teks-teks suci

Kelompok radikalisme umumnya memahami teks dengan cara yang kaku dan tekstual, sehingga menghasilkan kesimpulan yang lompat. Contohnya seperti petunjuk kitab suci mengenai kaum kafir mereka jadikan sebagai dasar untuk mengkafirkan orang lain yang tidak seagama atau tidak sepaham.

2. Ekstrem, fundamentalis, dan eksklusif

Ekstrem adalah sikap selalu berbeda dengan arus umum, yang mainstream, terutama pemerintah. Hal ini didasarkan pada sikapnya yang kaku. Sedangkan fundamentalis adalah orang yang berpegang teguh pada dasar-dasar sesuatu secara kaku dan tekstualis.

3. Eksklusif

Kelompok radikalisme selalu menganggap bahwa paham dan cara yang mereka anut adalah yang paling benar. Sedangkan paham dan cara pandang orang lain selalu dianggap salah dan keliru.

BACA JUGA:Waspada Penimbunan Gas Melon

4. Selalu bersemangat mengoreksi orang lain

Karena sikap eksklusifnya, kelompok radikalisme mempunyai semangat yang sangat tinggi untuk mengoreksi, menolak, bahkan melawan yang lain.

5. Menggunakan kekerasan

Kaum radikalisme membenarkan cara-cara kekerasan dan menakutkan dalam mengoreksi orang lain, serta dalam menegakkan dan mengembangkan paham maupun ideologinya.

6. Memiliki kesetiaan lintas negara

Kesetiaan kelompok radikalisme tidak terhalang oleh jarak sama sekali. Oleh karena itu, tindakan kelompok ini bisa dikontrol dari jarak jauh. Di sisi lain, karena kesetiaan yang kuat, mereka rela mengorbankan diri sendiri untuk membalas apa yang dialami kelompoknya di negara lain. Misalnya seperti muslim di Indonesia yang ingin menuntut pembalasan atas pembantaian muslim di Rohingnya.

7. Musuh yang tidak jelas identitasnya

“Musuh” kelompok radikalisme seringkali tidak jelas identitasnya karena mereka menganggap orang yang tidak sepaham sebagai musuh. Artinya, siapa saja yang memiliki keyakinan, prinsip, pendapat, dan latar belakang yang berbeda berpotensi menjadi musuh kelompok radikal.

8. All out war

Sebagai imbas dari identitas musuh yang tidak jelas, mereka melakukan all out war atau perang mati-matian terhadap musuh agamanya serta yang melakukan kemungkaran. Bagi mereka, membunuh dan mengusir musuh menjadi syarat perang agama.

9. Concern pada isu-isu penegakan negara agama

Kelompok radikal menganggap negara agama (seperti kekhilafahan dalam Islam) mampu mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan sejahtera karena menjadikan agama sebagai dasar negara dan hukumnya secara eksplisit.

10. Mengafirkan orang lain

Kaum radikal sangat menekankan tauhidiyyah hakimiyyah dan menghukum kafir orang-orang yang tidak menjadikan agama sebagai dasar hukum bernegara dan bermasyarakat. Misalnya seperti kelompok radikalisme Islam yang menjadikan QS. Al-Maidah ayat 44, 45, dan 47 sebagai dasar dari tindakannya.

Untuk Menangkal penyebaran paham radikal, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Yakni:

1. Memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar

Pengenalan tentang ilmu pengetahuan sudah seharusnya ditekankan kepada siapapun termasuk pada generasi muda. Pasalnya, pemikiran generasi muda masih mengembara karena didorong oleh rasa keingintahuannya.

Memperkenalkan ilmu pengetahuan bukan hanya sebatas ilmu umum, tetapi juga ilmu agama. Karena ilmu agama dapat membangun pondasi yang kuat terhadap sikap, perilaku dan keyakinan pada Tuhan.

Dengan catatan, ilmu umum dan ilmu agama ini harus seimbang agar bisa menciptakan pemikiran yang seimbang.

2. Pemahaman ilmu pengetahuan yang baik dan benar

Setelah memperkenalkan ilmu pengetahuan, langkah berikutnya adalah memaksimalkan pemahaman yang baik dan benar. Dengan begitu, pemikiran masyarakat Indonesia akan semakin kokoh, kuat, dan tidak mudah dipengaruhi oleh paham-paham radikalisme.

3. Meminimalisir kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial dapat memicu kemunculan paham radikalisme dan tindakan terorisme. Dengan demikian kesenjangan sosial harus diminimalisir, terutama kesenjangan antara pemerintah dan rakyat.

Pemerintah harus merangkul pihak media yang menjadi perantara mereka dengan rakyat, selain itu pemerintah juga harus melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat. Sementara itu, rakyat harus selalu mendukung dan memberikan kepercayaan kepada pemerintah agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

4. Menjaga persatuan dan kesatuan

Menjaga persatuan dan kesatuan bisa dilakukan untuk menangkal radikalisme dan terorisme di masyarakat. Salah satu contohnya adalah dengan memahami dan menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

5. Mendukung aksi perdamaian

Aksi perdamaian dari negara, individu, maupun organisasi dapat mencegah munculnya tindakan terorisme. Umumnya tindakan terorisme ini berawal dari pemikiran radikalisme yang menyimpang dan menimbulkan konflik. Maka dari itu, kita harus mendukung setiap aksi perdamaian untuk meredam setiap tindakan terorisme.

BACA JUGA:Mantan Kades Lubuk Tunjung Dituntut 42 Bulan Penjara

6. Berperan aktif dalam melaporkan radikalisme dan terorisme

Kita juga harus berperan aktif untuk melaporkan kemunculan pemahaman radikalisme dan tindak terorisme di sekitar kita kepada pihak berwajib.

Misalnya, jika di dekat rumahmu muncul pemahaman baru tentang keagamaan yang menimbulkan keresahan di masyarakat, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah melaporkannya kepada tokoh masyarakat atau polisi.

Dengan begitu, nantinya para tokoh masyarakat atau polisi dapat mengambil tindakan pencegahan awal seperti berdiskusi tentang pemahaman baru tersebut atau yang lainnya.

7. Meningkatkan pemahaman hidup kebersamaan

Dengan meningkatkan pemahaman hidup kebersamaan kita dapat terus mempelajari dan memahami cara bermasyarakat di tengah banyaknya perbedaan. Hal ini dapat memicu tumbuhnya sikap solidaritas dan toleransi tanpa harus mengesampingkan peraturan yang berlaku di masyarakat.

8. Menyaring setiap informasi

Cara lain yang bisa kita lakukan untuk mencegah radikalisme dan tindakan terorisme yaitu dengan selalu menyaring informasi yang ada di internet. Informasi-informasi yang tersebar di berbagai media sosial sering kali mengundang kebingungan dan keanehan karena kebenarannya tidak pasti.

Oleh karena itu, kita harus menyaring informasi dengan baik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

9. Ikut aktif mengedukasi masyarakat tentang radikalisme dan terorisme

Selanjutnya, kita dapat ikut aktif mengedukasi masyarakat tentang radikalisme dan terorisme. Dengan begitu, kita membantu masyarakat memahami apa yang dimaksud dengan paham radikal dan terorisme.

Selain itu, kita juga bisa menjelaskan tentang budaya radikal, dampak negatif yang ditimbulkan, dan cara-cara untuk menghindari pengaruh radikalisme ataupun terorisme.

Radikalisme bertujuan untuk membuat perubahan drastis dengan menggunakan kekerasan. Perbuatan ini bertentangan dengan agama karena pada dasarnya semua agama mengajarkan perdamaian dan kasih sayang kepada umatnya. (oce)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan