Langganan Abrasi, Usul Bronjong Desa Tebat Sibun

KOORDINASI: Pemkab Seluma dan Pemdes Tebat Sibun saat mendatangi BWSS VII Bengkulu.-IST/RB-

SELUMA, KORANRB.ID - Terjadinya abrasi kerap menghantui pemukiman warga yang berada tepat di belakang aliran Sungai Talo Kecil. Atas hal tersebut, Pemerintah Desa Tebat Sibun dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seluma yang dipimpin oleh Wakil Bupati Seluma, Drs. Gustianto telah melakukan usulan pemasangan bronjong ke Dinas PUPR Provinsi Bengkulu dan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII pada Kamis, 18 Januari 2024.

Hal ini diungkapkan Kepala Desa (Kades) Tebat Sibun, Wekadin Saputra usai dirinya mendatangi BWSS VII di Kota Bengkulu. Dari pertemuan tersebut, tampaknya baik dari Dinas PUPR Provinsi Bengkulu dan BWSS VII memberikan 'Sinyal' positif. 

Sehingga dalam waktu dekat Pemdes Tebat Sibun akan melengkapi berkas pendukung termasuk foto kondisi daerah yang tanahnya mengalami abrasi.

BACA JUGA:Pemprov Ploting Penempatan, 1,7 Juta Honorer Otomatis jadi PPPK

Nantinya berkas tersebut akan diserahkan ke Dinas PUPR Seluma sebelum akhirnya diberikan rekomendasi oleh Bupati Seluma untuk diajukan ke BWSS VII.

“Kami segera akan melengkapi semua kebutuhan administrasinya, adanya bronjong sangat membantu agar abrasi tidak kembali melanda daerah kami," ujar Wekadin.

Diceritakan Wekadin, kondisi abrasi ini telah terjadi sejak empat tahun terakhir. Usulan untuk bronjong sudah diajukan juga sejak abrasi pertama kali terjadi. Terjadinya abrasi lantaran debit air Sungai Talo Kecil yang mengikis pinggiran tanah di sungai.

BACA JUGA:Pilkada Mukomuko : Pertarungan Lawas, Hati - hati

Saat terjadi hujan deras dalam kurun waktu yang cukup lama, desa ini juga kerap menjadi langganan banjir sehingga jika tidak ada penanganan maka lambat laun jalan dan perumahan di desa juga akan menjadi korban abrasi.

"Banjir sudah jadi langganan desa ini, kalau tidak ada tindakan maka lambat laun semuanya akan terkikis, terlebih lagi cuaca ekstrem akhir akhir ini kerap melanda Seluma," ungkap Wekadin.

Wekadin mengungkapkan bahwa awalnya bronjong akan dibuat menggunakan dana desa. Namun nilai anggarannya ditaksir cukup besar sekitar Rp 800 juta. Nilai tersebut hampir mendekati jumlah DD per tahuna sehingga mustahil dilakukan.

BACA JUGA:Heboh! Warga Desa Sunda Kelapa Bengkulu Tengah Diteror Pocong, Ini Faktanya 

Bronjong tersebut akan diusulkan setinggi 8 meter dan sepanjang 300 meter. Jika nantinya usulan resmi sudah diterima oleh Dinas PUPR Provinsi Bengkulu dan BWSS VII, maka lokasi pemasangan bronjong akan disurvei dan diukur.

"Kalau menggunakan DD tidak cukup karena biayanya besar, saat ini dampak dari abrasi sudah mengikis tanah kurang lebih 2 meter. Maka dari itu kami harapkan agar usulan ini dapat segera direalisasikan secepatnya tahun ini," harap Wekadin.(zzz)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan