Selain itu juga Lokan yang ada di Sungai Selagan ini cukup banyak jumlahnya.
Satu pencari lokan bisa mendapatkan 5 hingga 7 cupak atau antara 7 hingg 10 Kg dalam sekali melakukan perburuan.
“Kita biasanya berlima mencari lokan di sungai Selagan ini dari Hulu terus ke Hilir karena ini di air biasanya kita batasi 3 sampai 4 jam saja agar tidak terlalu dingin. Dengan pengahasilan 5 sampai 7 cupak kalau lagi ada namun kalau lagi tidak ada terkadang tidak sampai 1 cupak,”terangnya.
Sarif menjelaskan, untuk 1 cupak lokan ini dijual ke pengepul dengan harga Rp25 ribu lengkap dengan cangkangnya.
Paling tidak pencari lokan ini bisa membawa pulang uang bersih ke rumah Rp100 sebab dipotong biaya kebutuhan selama berburu lokan.
BACA JUGA:Info Penting! Jadwal dan 8 Ketentuan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri
Namun semenjak ada peristiwa pencari lokan, yang kembali diterkam buaya di sungai Selagan aktivitas perburuan terpaksa dihentikan.
“Kalau takut sudah pasti namun gimana lagi ini pekerjaan yang kami lakukan secara turun temurun, paska adanya larangan dari Pemdes untuk tidak berktivitas di sungai terlebih dahulu saat ini otomatis kami harus menjadi buruh tani ataupun mencari berondol sawit agar dapur dirumah tetap berasap,”sampainya.
Sementara itu Kepala Desa Tanah Harapan Kecamatan Kota Mukomuko Bujarman membenarkan, paska warganya meninggal di terkam buaya di sungai Selagan, belum ada informasi akan ada pemasangan jerat buaya dari pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu.
Meskipun laporan dari masyarakat paska kejadian tersebut belum ada lagi terlihat buaya menampakan diri seperti berenang atau berjemur warga belum juga berani untuk beraktivitas kembali ke sungai selagan.
BACA JUGA:2.021 Warga Bengkulu Suspek DBD Hingga April 2024, Terbanyak Ada di Daerah Ini
"Belum ada informasi akan ada penangkapan buaya untuk dipindahkan, maka dari itu warga kami masih belum bisa beraktivitas kesungai lagi, meskipun buaya tidak terlihat,"sampainya.
Bujarman juga mengatakan, selain desa Tanah Harapan ini, ada 3 desa lainnya yang juga menggantungkan hidup sebagian warganya di sungai Selagan Raya ini, yang pertama Pondok Kopi, Pondok Batu, dan Tanah Rekah.
Sejauh ini Pemdes tiga desa ini juga melarang sementara warganya untuk mencari ikan, lokan dan mandi di sungai Selagan Raya.
"Tentu sebagai Pemdes kami juga tidak ingin warga kami menjadi korban lagi, maka dari itu lebih baik dihentikan sementara perburuan ikan ataupun lokan,"terangnya. (**)