Sekadar mengetahui, saat itu jalur laut adalah satu-satunya pintu masuk ke wilayah Baubau sehingga benteng tersebut bisa menghalau musuh yang datang.
Benteng ini yang disebut berpengaruh penting pada keamanan masyarakat Baubau saat itu.
Dibagian atas benteng tersebut juga terdapat meriam-meriam dalam ukuran besar yang besarnya sekitar 4,5 Meter.
Meriam ini dipasang di bagian atas benteng yang memang disiapkan untuk tempat meriam.
Meriam ini diarahkan ke laut dan kapanpun bisa digunakan jika memang ada kapal musuh yang mendekat.
BACA JUGA:Pemutihan Pajak Kendaraan Diundur, Gubernur: Pastinya Tahun 2024
Bisa dibayangkan bagaimana kerja keras masyarakat pada masa itu dalam membangun benteng.
Ini terlihat dari dinding benteng tersebut yang terbuat dari karang, telur, pasir dan kapur.
Ketinggian tembok tidak merata sesuai dengan kondisi tanah yang memang kawasan lereng perbukitan.
Rata-rata lereng dibuat setinggi 8 Meter dengan ketebalan 2 Meter.
BACA JUGA:Kaki Korban Laka Lantas di Kaur Nyaris Putus, Polisi Bakal Lakukan Penyelidikan
Lebar dan tinggi benteng ini memang dirancang untuk mampu menahan jika memang ada serangan musuh, termasuk serangan senjata perang dari negeri barat.
Saat ini Benteng tersebut menjadi aset wisata daerah Baubau yang juga menjadi kebanggaan Indonesia.
Ini lantaran Benteng tersebut merupakan benteng yang terbesar di dunia dan bukan hanya di Indonesia.
Bahkan benteng tersebut saat ini dikelola langsung oleh pemerintah Baubau dan menjadi salah satu aset wisata.
BACA JUGA: Atasi 20 Desa Blank Spot di Bengkulu, Tiru Metode Pemprov Sumsel