Dimana masyarakat yang masuk dalam kategori kurang mampu atau masuk dalam daftar angka kemiskinan berpotensi muncul balita stunting.
“Hanya saja memang terkait penanganan stunting lebih menjurus pada salah satu permasalahan, namun penyebab salah satunya terjadi stunting adalah kemiskinan,” terangnya.
Namun ia menegaskan jika permasalahan stunting tidak hanya terkait dengan angka kemiskinan.
Selain itu penanganan stunting juga tidak bisa hanya difokuskan pada penanganan saat terjadi kasus, namun harus sejak awal dalam bentuk pencegahan.
BACA JUGA:Ahli Memanjat dan Melompat, Berikut Ini 7 Fakta Kucing Batu
Ini karena stunting tidak muncul tiba-tiba melainkan ada proses penyebab panjang yang menyebabkan adanya bayi lahir stunting.
Diantaranya permasalahan karena menikah ataupun mengandung di usia ibu yang masih tergolong dini.
“Usia ibu juga sangat menjadi penyebab, artinya penanganan pencegahan itu harus sejak pra nikah atau mencegah munculnya pernikahan dini,” terangnya.
Selain itu, kesadaran ibu saat mengandung untuk memeriksakan kandungannya juga menjadi harus menjadi perhatian.
BACA JUGA:Langka yang Harus Dilakukan Agar Tak Menjadi Koban Kebakaran, Berikut Penjelasannya
Sehingga setiap bulan kehamilan wajib diketahui oleh bidan atau tenaga medis di desa.
Termasuk juga memastikan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup bukan hanya untuk dirinya namun juga untuk janin yang dikandungnya.
“Karena memang masalah stunting ini ada banyak penyebab, yang harus diurai dan diselesaikan mulai dari pangkal permasalahan,” terangnya.
Namun langkah Pemda Bengkulu Utara yang melakukan pengentasan program kemiskinan dengan mengembangkan keluarga wirausaha hingga menggelontorkan program-program bagi masyarakat miskin yang terdapat kasus stunting juga dinilainya tetap harus dilanjutkan.
BACA JUGA:Perlu Diwaspadai! Berikut 7 Penyakit Berbahaya dengan Gejala Sakit Perut
Sehingga orangtua juga memiliki kemampuan ekonomi yang cukup dalam memberikan nafkah dan gizi bagi keluarga untuk mencegah terjadinya balita stunting.